PPATK: Perputaran Uang Judi Online di RI Diprediksi Tembus Rp1.100 Triliun pada 2025

Selasa, 05 Agustus 2025 | 15:32 WIB
PPATK: Perputaran Uang Judi Online di RI Diprediksi Tembus Rp1.100 Triliun pada 2025
Ilustrasi judi online di gadget milik warga. (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar).

Suara.com - Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) kembali menyoroti maraknya aktivitas judi online (judol) yang trennya terus menunjukkan kenaikan signifikan di Indonesia. Hingga saat ini tercatat sudah mencapai Rp1.100 triliun.

Ketua PPATK, Ivan Yustiavandana, menyatakan bahwa isu ini telah menjadi perhatian serius sejak lama.

"Judol sudah enggak ada keraguan naiknya luar biasa. Mengenai judol itu udah kita bahas sejak lama dari era Pak Jokowi era Prabowo kita bahas lagi masuklah ke era Asta Cita," katanya di Hotel JW Luwansa, Selasa (5/8/2025).

Proyeksi Fantastis

Ivan memproyeksikan perputaran dana judi online di Indonesia bisa mencapai angka yang fantastis, yakni Rp 1.100 triliun pada akhir 2025.

Prediksi ini melonjak 206 persen dibandingkan realisasi perputaran dana pada 2024 yang tercatat sebesar Rp 359 triliun.

Menurutnya, kemudahan akses digital menjadi pemicu utama suburnya fenomena judol.

"Akses digital yang mudah menjadi fenomena baru sehingga judol semakin tubuh subur. Berdasarkan data PPATK, perputaran dana judol ditargetkan mencapai Rp981 triliun pada 2024. Saya ditanya lagi prediksi judol akhir tahun 2025, akhir tahun Rp 1.100 triliun," jelasnya.

Pemerintah terus melakukan berbagai intervensi untuk menekan laju perputaran uang judol, mulai dari pemblokiran ribuan situs hingga jutaan rekening yang terindikasi terkait judi online. Upaya ini sempat menunjukkan hasil.

Baca Juga: Viral Masyarakat Tarik Uang Banyak dari Perbankan, Ini Respons Kepala PPATK

"Kita berhasil menekan perputaran dana sehingga perputaran dananya hanya mencapai Rp359 triliun pada 2024. Kendati begitu, angkanya masih naik 10 persen dibandingkan dengan 2023 yang mencapai Rp327 triliun. Nah, semester-I 2025 terlihat sangat sukses semester-I hanya Rp99 triliun," jelas Ivan.

Dengan tren positif pada semester pertama 2025, PPATK optimis perputaran dana judol dapat ditekan lebih jauh hingga target Rp 205 triliun.

Salah satu strateginya adalah mengurangi 50 persen akses publik untuk menekan nilai deposito masyarakat ke situs judol.

"Lalu kita hanya tekan lagi gitu. Kalau kita berhasil tekan lagi, jomplang dia akan minus sampai (deposito) Rp34 triliun. Tekanan harus tambah lagi. Jadi ini salah satu upaya kita, untuk melindungi umum," katanya.

Salah satu celah yang kerap dimanfaatkan para pelaku adalah penggunaan rekening tidak aktif atau dormant.

Kepala PPATK Ivan Yustiavandana mengatakan belum mendapatkan laporan mengenai penarikan uang secara banyak dari perbankan. (Suara.com/Rina)
Kepala PPATK Ivan Yustiavandana mengatakan belum mendapatkan laporan mengenai penarikan uang secara banyak dari perbankan. (Suara.com/Rina)

Ivan menambahkan, rekening dormant sangat rentan disalahgunakan oleh pihak tidak bertanggung jawab untuk menyamarkan identitas dalam aktivitas ilegal, termasuk judi online.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI