Suara.com - Chief Operating Officer (COO) Badan Pengelola Investasi Danantara Dony Oskaria mengatakan pihaknya sudah bertemu dengan pihak PT Kereta Api Indonesia (KAI) setelah Dirut PT KAI curhat di DPR soal utang Whoosh yang disebut sebagai bom waktu.
Dony, di Jakarta, Jumat (22/8/2025) mengonfirmasi sudah melakukan pertemuan dengan pihak PT KAI. Ia juga mengatakan dalam pertemuan itu dijajaki penyelesaian masalah proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) atau Whoosh, untuk mencari solusi atas beban utang yang membelit Kereta Cepat Indonesia China (KCIC).
Ia juga mengungkapkan rencana memasukkan penyelesaian proyek Whoosh ke dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Danantara tahun ini.
“Sedang kami lakukan penjajakan. Tentu akan kami bereskan proses itu sebagaimana kemarin kan juga Direktur Utama PT KAI juga sudah menyampaikan di DPR ya. Nanti akan kami selesaikan segera, nanti masuk di dalam RKAP kami tahun ini,” ujar Dony.
Proyek KCJB yang merupakan proyek strategis nasional (PSN) ini menjadi sorotan karena beban utang yang harus ditanggung oleh PT KAI.
Total biaya proyek mencapai 7,27 miliar dolar AS atau sekitar Rp 118,9 triliun, termasuk pembengkakan biaya sebesar 1,2 miliar dolar AS. Sejak digarap pada 2016, proyek ini telah menjadi perhatian publik karena kompleksitas finansial.
Dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi VI DPR RI, yang membidangi perdagangan dan BUMN, di Jakarta, Rabu (20/8/2025), Dirut PT KAI Bobby Rasyidin mengusulkan restrukturisasi proyek Whoosh.
“Kami dalami juga masalah KCIC, memang ini bom waktu. Kami akan koordinasi dengan Danantara untuk penyelesaian KCIC ini, selanjutnya untuk perbaikan dan restrukturisasi dari portofolio-portofolio yang ada,” ucap Bobby.
Sebelumnya dalam Laporan Keuangan PT KAI pada 30 Juni 2025 terungkap bahwa PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia atau PT PSBI sebagai anak usaha KAI, mencatkan kerugian hingga Rp 1,625 triliun di Semester I 2025.
Baca Juga: Danantara Tunjuk Ketua Ormas jadi Komisaris PT KAI
PT PSBI, yang menjadi pemegang saham mayoritas di PT KCIC, menelan kerugian yang mencapai Rp 4,195 triliun pada 2024 lalu.
PSBI merupakan konsorsium yang terdiri dari 4 perusahaan BUMN yang terlibat dalam proyek kereta cepat. Konsorsium ini terdiri dari PT KAI, sebagai pemimpin, PT Wijaya Karya, PT Jasa Marga dan PTPN VIII.