Suku Bunga BI Berpotensi Turun Lagi, BI Ungkap Syarat untuk Dorong Ekonomi

Minggu, 24 Agustus 2025 | 12:03 WIB
Suku Bunga BI Berpotensi Turun Lagi, BI Ungkap Syarat untuk Dorong Ekonomi
Departemen Kebijakan Ekonomi & Moneter (DKEM) Bank Indonesia Juli Budi Winantya dalam Pelatihan Wartawan BI di Yogyakarta, Jumat (22/8/2025). [Suara.com/Rina]

Suara.com - Bank Indonesia (BI) mengisyaratkan masih terbukanya ruang untuk kembali memangkas suku bunga acuan (BI rate), setelah menurunkannya sebanyak empat kali sepanjang tahun ini.

Langkah ini dipertimbangkan sebagai upaya strategis untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi nasional.

Sebagai konteks, BI telah melakukan pelonggaran moneter secara bertahap sejak September 2024, dengan empat kali penurunan suku bunga acuan masing-masing sebesar 25 basis poin (bps) pada Januari, Mei, Juli, dan Agustus 2025.

Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI, Juli Budi Winantya, menegaskan bahwa bank sentral terus mengkaji potensi pelonggaran moneter lebih lanjut.

"Terkait dengan BI rate, kita terus mencermati ruang penurunan BI rate lebih lanjut untuk mendorong pertumbuhan ekonomi lebih tinggi," kata Juli di Yogyakarta, Jumat (22/8/2025).

Dua Syarat Utama Penurunan Suku Bunga

Juli membeberkan, ada dua pertimbangan krusial yang akan menjadi landasan bagi bank sentral sebelum mengambil keputusan untuk kembali menurunkan BI rate.

Pertimbangan pertama, yakni inflasi terkendali; Tingkat inflasi harus dipastikan tetap berada dalam rentang target yang telah diprakirakan.

Kemudian stabilitas rupiah; nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing harus terjaga stabilitasnya.

Baca Juga: Modal Asing Kabur Rp52,99 Triliun, Rupiah Anjlok Tembus Level Psikologis Rp16.300

"Tentunya juga untuk mendorong ekonominya tumbuh lebih tinggi lagi tanpa menimbulkan gangguan terhadap inflasi. Jadi kapasitas perekonomiannya ini masih bisa didorong lebih tinggi lagi," bebernya.

Analisis Prospek Ekspor Indonesia

Sementara di sisi lain, Bank Indonesia juga menilai prospek ekspor nasional masih sangat menjanjikan, meskipun bayang-bayang ketidakpastian tarif perdagangan global masih ada.

Menurut Juli, optimisme ini didasari oleh posisi tarif Indonesia dan negara-negara mitra dagang utamanya yang relatif lebih rendah jika dibandingkan dengan negara lain.

"Kaitannya dengan tarif ketidapastian masih ada dalam jangka pendek bahwa yang disampaikan terkait Indonesia tarifnya lebih rendah, mitra dagang kita tarifnya juga rendah, Eropa juga lebih rendah, kita yakini ekspornya akan tetap baik,” bebernya.

Pejabat Bank Indoneska ajukan resign
Ilustrasi Bank Indonesia

Meskipun demikian, ia menambahkan bahwa masih terdapat risiko tambahan yang perlu diwaspadai, yaitu potensi penerapan tarif transhipment yang dapat memengaruhi arus perdagangan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI

Ingin dapat update berita terbaru langsung di browser Anda?