Jurus SIG Hadapi Persaingan: Integrasi ESG Demi Ciptakan Nilai Tambah Jangka Panjang

Sabtu, 20 September 2025 | 11:58 WIB
Jurus SIG Hadapi Persaingan: Integrasi ESG Demi Ciptakan Nilai Tambah Jangka Panjang
Ilsutrasi. Di tengah pasar yang sangat kompetitif, SIG memilih strategi bisnis yang mengutamakan Environmental, Social, and Governance (ESG) dan Good Corporate Governance (GCG) sebagai kunci untuk mempertahankan dan menumbuhkan bisnisnya.
Baca 10 detik
  • Di tengah pasar yang sangat kompetitif, SIG memilih strategi bisnis yang mengutamakan Environmental, Social, and Governance (ESG) dan Good Corporate Governance (GCG) sebagai kunci untuk mempertahankan dan menumbuhkan bisnisnya.
  • SIG mengintegrasikan aspek keberlanjutan ke dalam seluruh operasional, bukan sekadar memenuhi regulasi.
  • Penerapan GCG yang baik tidak hanya menjamin keberlanjutan bisnis SIG, tetapi juga menjadi langkah strategis untuk meningkatkan kinerja dan membangun iklim yang kondusif bagi investasi di Indonesia.

Suara.com - Di tengah tantangan pasar yang ketat dan persaingan sengit, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) terus memperkuat posisinya sebagai pemain utama industri semen. Perusahaan ini membuktikan bahwa strategi bisnis yang berlandaskan keberlanjutan dan tata kelola yang baik (GCG) menjadi kunci untuk bertahan dan tumbuh.

Corporate Secretary SIG, Vita Mahreyni, menegaskan bahwa ESG (Environmental, Social, and Governance) telah menjadi bagian tak terpisahkan dari seluruh operasi bisnis SIG. Penerapan kerangka ini membuat perusahaan lebih adaptif dalam menghadapi persaingan industri semen, yang kini diwarnai oleh kelebihan pasokan dan permintaan yang terkontraksi.

"SIG mengintegrasikan aspek keberlanjutan dalam seluruh kegiatan operasional dan proses bisnis untuk menciptakan nilai tambah bagi lingkungan dan sosial, termasuk pemegang saham serta pemangku kepentingan lainnya," jelas Vita dikutip Sabtu (20/9/2025).

Lebih dari sekadar mematuhi regulasi, penerapan GCG oleh SIG didasari oleh kesadaran akan dampak positifnya terhadap keberlanjutan bisnis. Hal ini menjadi langkah strategis untuk mencapai pertumbuhan kinerja sekaligus berkontribusi dalam menciptakan iklim yang kondusif bagi investasi di Indonesia.

Komitmen ini dibuktikan dengan meningkatnya skor GCG SIG. Pada tahun 2024, skor SIG mencapai 102,81 dengan predikat "Leadership in Corporate Governance", naik signifikan dari tahun sebelumnya yang hanya 92,47. Kenaikan ini menunjukkan SIG telah mengadopsi penuh standar internasional, sebagaimana dirumuskan dalam ASEAN Corporate Governance Scorecard (ACGS).

"Dengan fondasi yang kuat, SIG optimis dapat terus tumbuh secara profesional, efisien, dan efektif, membuktikan bahwa bisnis berkelanjutan adalah investasi jangka panjang yang paling menguntungkan," pungkas Vita.

Upaya ini mengantarkan SIG meraih Best Sustainability and Resilience Award dan masuk dalam Top 50 Emiten dengan Kapitalisasi Pasar Terbesar (BigCap PLCs) dari Indonesian Institute for Corporate Directorship (IICD). Dengan capaian ini, SIG dinilai berhasil menjalankan praktik bisnis berkelanjutan yang mendukung ketahanan Perusahaan dalam menghadapi tantangan bisnis di tengah situasi ekonomi yang dinamis.

Penghargaan diserahkan oleh Dewan Pengurus IICD, Endang Hoyaranda kepada Group Head of Legal SIG, Maralda H. Kairupan pada ajang The 16 th IICD Corporate Governance Conference and Award 2025 pada pekan ini.

The 16 th IICD Corporate Governance Conference and Award 2025 yang mengangkat tema ”Building Resilience through Good Governance: Thriving in Turbulent Times”, merupakan ajang rekognisi dan penghargaan bagi perusahaan yang telah menunjukkan komitmen terpuji dalam menerapkan praktik GCG.

Baca Juga: NVIDIA Suntik Puluhan Triliun Rupiah, Harga Saham Intel Langsung Meroket

Penilaian dilakukan terhadap 200 emiten berdasarkan kapitalisasi pasar terbesar (Big Cap) dan menengah (Mid Cap) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia berdasarkan metode penilaian ASEAN Corporate Governance Scorecard (ACGS).

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI