e-Commerce Hingga 'Bisnis' Trump Diprediksi Rugi Miliaran Dolar Akibat Cloudflare Down

M Nurhadi Suara.Com
Selasa, 18 November 2025 | 22:29 WIB
e-Commerce Hingga 'Bisnis' Trump Diprediksi Rugi Miliaran Dolar Akibat Cloudflare Down
Ilustrasi. (Biznet)
Baca 10 detik
  • Gangguan global terjadi pada infrastruktur internet Cloudflare pada Selasa (18/11/2025).
  • Perusahaan Amerika Serikat ini, yang mengamankan 20% lalu lintas web global, mengalami masalah setelah adanya lonjakan lalu lintas yang tidak biasa pada salah satu layanannya.
  • Layanan mulai pulih setelah beberapa jam perbaikan diterapkan.

Suara.com - Salah satu pilar utama infrastruktur internet yang biasanya tersembunyi, Cloudflare, mengalami outage (gangguan) global pada hari Selasa (18/11/2025).

Gangguan ini segera menyebabkan pesan kesalahan muncul di jutaan website di seluruh dunia, menggarisbawahi kerapuhan sistem yang menyokong dunia modern.

Cloudflare, sebuah perusahaan asal Amerika Serikat yang menyediakan layanan vital termasuk pertahanan terhadap serangan siber (DDoS attacks) dan percepatan kinerja situs, mengalami masalah yang tidak teridentifikasi.

Akibatnya, pengguna internet tidak dapat mengakses sebagian dari situs-situs pelanggannya. Bahkan, beberapa pemilik situs tidak bisa mengakses dashboard performa mereka sendiri.

Daftar Situs Raksasa yang Terdampak 

Gangguan Cloudflare langsung terasa di berbagai platform online besar. Berdasarkan laporan dari Downdetector, beberapa situs yang mengalami peningkatan outage pada saat bersamaan dengan masalah Cloudflare meliputi:

Platform Media Sosial: X (milik Elon Musk) dan Truth Social (milik Donald Trump).
Layanan AI: OpenAI (termasuk ChatGPT dan aplikasi video pendek Sora) dan chatbot Claude milik Anthropic.
E-Commerce dan Bisnis: E-commerce platform Shopify dan mesin pencari kerja Indeed.
Layanan Publik: Beberapa layanan digital NJ Transit di Amerika Serikat.

Dilansir dari berbagai sumber, termasuk The Guardian, kerugian akibat gangguan ini berpotensi mencapai miliaran dolar AS.

Laporan gangguan dimulai sekitar pukul 11.48 pagi waktu London (18.48 WIB). Layanan mulai pulih dalam beberapa jam, dan pada pukul 09.57 pagi ET (21.57 WIB), Cloudflare mengumumkan bahwa perbaikan telah diimplementasikan.

Baca Juga: Lazada Siapkan Investasi Rp 400 Miliar buat Harbolnas 11.11

"Perbaikan telah diterapkan dan kami yakin insiden ini telah diselesaikan. Kami terus memantau kesalahan untuk memastikan semua layanan kembali normal," ujar perwakilan perusahaan dalam pembaruan status mereka.

Penyebab Diduga Lonjakan Lalu Lintas Aneh 

Meskipun perbaikan telah dilakukan, Cloudflare menyatakan penyebab pasti dari gangguan tersebut masih diselidiki. Juru Bicara Cloudflare mengatakan bahwa perusahaan mendapati adanya "lonjakan lalu lintas yang tidak biasa" (spike in unusual traffic) pada salah satu layanan mereka yang dimulai sekitar pukul 6.20 pagi ET (18.20 WIB).

Lonjakan ini memicu kesalahan pada sebagian lalu lintas yang melewati jaringan Cloudflare.

"Kami belum mengetahui penyebab lonjakan lalu lintas yang tidak biasa tersebut," tambah juru bicara tersebut. "Kami mengerahkan seluruh tim untuk memastikan semua lalu lintas disajikan tanpa kesalahan. Setelah itu, kami akan mengalihkan perhatian kami untuk menyelidiki penyebab lonjakan yang tidak biasa ini."

Laporan menyebutkan bahwa insinyur Cloudflare sebetulnya telah menjadwalkan pemeliharaan pada hari Selasa di pusat data mereka di Tahiti, Los Angeles, Atlanta, dan Santiago (Chile).

Namun, belum ada konfirmasi apakah aktivitas pemeliharaan ini memiliki kaitan dengan outage yang terjadi. Sebagai upaya perbaikan, Cloudflare bahkan sempat menonaktifkan layanan enkripsi bernama Warp di London.

Cloudflare digambarkan oleh Profesor Alan Woodward dari Surrey Centre for Cyber Security sebagai "perusahaan terbesar yang mungkin belum pernah Anda dengar namanya."

Perusahaan ini mengklaim melayani dan mengamankan sekitar 20% dari seluruh lalu lintas web di dunia.

Woodward menyebut Cloudflare sebagai "penjaga gerbang" internet. Perannya sangat penting, termasuk:

  • Memantau lalu lintas ke situs-situs pelanggan untuk membela mereka dari serangan Distributed Denial of Service (DDoS), yaitu ketika peretas mencoba membanjiri sistem situs dengan terlalu banyak permintaan hingga melumpuhkannya.
  • Memastikan bahwa pengguna yang mengakses situs adalah manusia, bukan bot berbahaya.

Insiden ini menambah daftar panjang gangguan layanan infrastruktur digital global yang terjadi belakangan ini.

Sebelumnya, Amazon Web Services dan layanan Azure dan Microsoft 365 dari Microsoft juga sempat mengalami gangguan signifikan.

Pada Juli 2024, upgrade software yang salah oleh CrowdStrike bahkan sempat melumpuhkan penerbangan, layanan finansial, dan menyebabkan penundaan prosedur rumah sakit secara global.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI