- Bank Indonesia mencatat derasnya aliran modal asing masuk sebesar Rp 14,08 triliun pada awal Desember 2025.
- Investor asing membeli neto di pasar saham, SBN, dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia periode 1–4 Desember.
- Masuknya modal asing menekan premi risiko investasi Indonesia, terlihat dari penurunan CDS 5 tahun.
Suara.com - Bank Indonesia (BI) mencatat aliran modal asing yang masuk cukup deras selama sepekan awal Desember di pasar keuangan sebesar Rp 14,08 triliun.
Direktur Eksekutif Komunikasi BI Ramdan Denny mengatakan bahwa data transaksi pada periode 1–4 Desember 2025 menunjukkan investor asing memasukkan dananya ke di tiga instrumen sekaligus. Diantaranya, pasar saham, surat berharga negara (SBN), dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
"Berdasarkan data transaksi 1 – 4 Desember 2025, nonresiden tercatat beli neto sebesar Rp 14,08 triliun, terdiri dari beli neto sebesar Rp 2,11 triliun di pasar saham, Rp 1,06 triliun di pasar SBN, dan Rp 10,92 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI)," ujar Ramdan dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Minggu (7/12/2025).
![Petugas menghitung uang pecahan 100 dolar di Ayumas Money Changer, Jakarta Pusat, Kamis (19/3). [Suara.com/Alfian Winanto]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2020/03/19/53383-dolar-as.jpg)
Sementara itu, selama tahun 2025, berdasarkan data setelmen hingga 4 Desember 2025, aliran modal asing tercatat masih banyak yang keluar sebesar Rp 27,93 triliun di pasar saham, Rp 2,79 triliun di pasar SBN, dan Rp 122,14 triliun di SRBI.
"Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia," katanya..
Selain itu, masuknya aliran modal asing turut menekan premi risiko investasi Indonesia. Hal, ini terlihat dari penurunan nilai credit default swap (CDS) Indonesia tenor 5 tahun, yang bergerak ke level 71,18 bps per 4 Desember 2025, turun dari 72,45 bps pada 28 November 2025.
Sementara itu, nilai tukar rupiah dibuka stabil di level Rp 16.640 per dolar Amerika Serikat (AS) pada Jumat (5/12), dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan Kamis (4/12).
Adapun indeks dolar AS (DXY) tercatat melemah ke level 98,99 pada akhir perdagangan Kamis (4/12).
DXY merupakan indeks yang menunjukkan pergerakan dolar AS terhadap enam mata uang negara utama lainnya yakni euro, yen Jepang, pound Inggris, dolar Kanada, krona Swedia, dan franc Swiss.
Baca Juga: Meski Dihantam Aksi Ambil Untung, IHSG Ditutup Tetap di Level 8.600
Selain itu, imbal hasil atau yield SBN 10 tahun stabil di level 6,18 persen pada Jumat (5/12) dibandingkan Kamis (4/12). Sedangkan, imbal hasil US Treasury Note 10 tahun naik ke level 4,098 persen pada akhir perdagangan Kamis (4/12).