Penjualan Eceran Diprediksi Melejit di November 2025, Apa Pemicunya?

Rabu, 10 Desember 2025 | 16:05 WIB
Penjualan Eceran Diprediksi Melejit di November 2025, Apa Pemicunya?
Sejumlah warga memadati Pasar Tanah Abang di Jakarta, Kamis (27/3/2025). [Suara.com/Alfian Winanto]
Baca 10 detik
  • Bank Indonesia memproyeksikan Indeks Penjualan Riil November 2025 tumbuh 5,9 persen (yoy), lebih tinggi dari Oktober 2025.
  • Peningkatan penjualan eceran November 2025 dipicu oleh permintaan menjelang HBKN Natal dan Tahun Baru.
  • Ekspektasi inflasi Januari 2026 diprakirakan meningkat karena kenaikan harga bahan baku dan permintaan.

Suara.com - Bank Indonesia (BI) mencatat kinerja penjualan eceran pada November 2025 diproyeksikan meningkat. Indeks Penjualan Riil (IPR) November 2025 diproyeksikan tumbuh sebesar 5,9 persen (yoy).

Angka ini tinggi dibandingkan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 4,3 persen (yoy).

Direktur Eksekutif Komunikasi BI Ramdan Denny mengatakan peningkatan tersebut didorong oleh kenaikan penjualan mayoritas kelompok.

Terutama, Perlengkapan Rumah Tangga Lainnya, Barang Budaya dan Rekreasi, Suku Cadang dan Aksesori, serta Makanan, Minuman, dan Tembakau.

"Secara bulanan, penjualan eceran pada November 2025 diprakirakan tumbuh sebesar 1,1 persen (mtm) didorong oleh kinerja penjualan mayoritas kelompok seiring dengan peningkatan permintaan masyarakat menjelang persiapan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan Tahun Baru," katanya dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Rabu (10/12/2025).

Sebuah toko Batik di Pasar Baru, Jakarta, Selasa (10/4).
Sebuah toko Batik di Pasar Baru, Jakarta, Selasa (10/4).

Pada Oktober 2025, IPR secara tahunan tumbuh sebesar 4,3 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan IPR bulan sebelumnya sebesar 3,7 persen )yoy). Pertumbuhan tersebut terutama didukung oleh peningkatan penjualan Kelompok Barang Budaya dan Rekreasi  serta

"Makanan, Minuman, dan Tembakau. Secara bulanan, penjualan eceran pada Oktober 2025 tumbuh sebesar 0,6 persen (mtm) yang juga dipengaruhi oleh permintaan masyarakat menjelang persiapan HBKN Natal didukung oleh kelancaran distribusi," katanya.

Dari sisi harga, tekanan inflasi pada 3 bulan yang akan datang, yaitu Januari 2026 diprakirakan meningkat, sementara pada 6 bulan yang akan datang, yaitu April 2026 diprakirakan menurun.

Hal ini tecermin dari Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) Januari 2026 yang tercatat sebesar 163,2, lebih tinggi dibandingkan dengan 157,2 pada periode sebelumnya didorong oleh ekspektasi kenaikan harga bahan baku, upah, Pajak Pertambahan Nilai (PPN), dan permintaan menjelang periode Ramadan 1447 H.

Baca Juga: Survei BI: Indeksi Keyakinan Konsumen Meningkat, Prospek Ekonomi Cerah?

Sementara itu, IEH April 2026 tercatat sebesar 161,7, lebih rendah dari periode sebelumnya sebesar 172,5 seiring dengan normalisasi permintaan pasca-HBKN Idul Fitri.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI