Rupiah Bisa 'Bernafas Lega' Jelang Akhir Tahun

Senin, 22 Desember 2025 | 13:02 WIB
Rupiah Bisa 'Bernafas Lega' Jelang Akhir Tahun
Berdasarkan data Bloomberg pada pembukaan perdagangan Senin (22/12/2025), rupiah dibuka pada level Rp16.743 per dolar Amerika Serikat (AS). Foto Antara.
Baca 10 detik
  • Rupiah dibuka menguat tipis ke Rp16.743 per dolar AS didorong sentimen akhir tahun. 
  • Mayoritas mata uang Asia bertenaga; Yen Jepang pimpin penguatan sebesar 0,3 persen. 
  • Analis prediksi rupiah konsolidasi di rentang Rp16.650-Rp16.750 per dolar AS hari ini.

Suara.com - Mata uang Garuda mengawali pekan di penghujung tahun 2025 dengan tren positif meski terbatas. Berdasarkan data Bloomberg pada pembukaan perdagangan Senin (22/12/2025), rupiah dibuka pada level Rp16.743 per dolar Amerika Serikat (AS).

Capaian ini menunjukkan penguatan tipis sebesar 0,04 persen dibandingkan dengan posisi penutupan pada Jumat pekan lalu yang bertengger di level Rp16.750 per dolar AS. Sementara itu, kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) mematok posisi rupiah sedikit lebih kuat di angka Rp16.722 per dolar AS.

Penguatan rupiah selaras dengan mayoritas mata uang di kawasan Asia yang juga terpantau bertenaga menghadapi The Greenback (dolar AS). Berikut adalah rincian pergerakan mata uang Asia pagi ini:

  1. Yen Jepang: Memimpin penguatan dengan lonjakan signifikan 0,3 persen.
  2. Dolar Taiwan: Terkerek naik 0,16 persen.
  3. Baht Thailand: Terangkat 0,15 persen.
  4. Peso Filipina: Menanjak 0,14 persen.
  5. Dolar Singapura: Terapresiasi 0,02 persen.
  6. Mata Uang Lainnya: Won Korea Selatan (+0,005%) dan Dolar Hongkong (+0,003%) menguat tipis.

Sebaliknya, Ringgit Malaysia menjadi mata uang dengan koreksi terdalam di Asia sebesar 0,03 persen, disusul Yuan China yang melemah tipis 0,001 persen.

Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong, menilai pergerakan rupiah saat ini dipengaruhi oleh kombinasi sentimen domestik dan global di masa libur akhir tahun.

"Rupiah diperkirakan berkonsolidasi dengan potensi menguat terbatas didukung oleh sentimen risk on di tengah minimnya data-data ekonomi di penghujung tahun," ungkap Lukman saat dihubungi.

Namun, ia mengingatkan investor untuk tetap waspada. Meski ada sentimen positif di pasar global, langkah Bank Indonesia (BI) yang tetap menahan suku bunga menjadi catatan tersendiri bagi investor domestik.

"Sentimen risk on diperkirakan tidak akan banyak menguatkan rupiah mengingat adanya sentimen negatif domestik terkait prospek pemangkasan suku bunga BI di masa depan. Prediksi pergerakan hari ini berada di rentang Rp16.650 - Rp16.750," pungkasnya.

Baca Juga: Nilai Tukar Rupiah Melemah pada Akhir Pekan, Ini Penyebabnya

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI