Ironi Diego Maradona: Fenomenal sebagai Pemain, Memble sebagai Pelatih

Rully Fauzi Suara.Com
Kamis, 26 November 2020 | 19:54 WIB
Ironi Diego Maradona: Fenomenal sebagai Pemain, Memble sebagai Pelatih
Mendiang Diego Maradona (kiri), saat menjadi pelatih Timnas Argentina di Piala Dunia 2010, memeluk Lionel Messi. [Javier SORIANO / AFP]
Diego Maradona (kiri) saat melatih Timnas Argentina di Piala Dunia 2010 bersama Lionel Messi (DANIEL GARCIA / AFP)
Diego Maradona (kiri), saat melatih Timnas Argentina di Piala Dunia 2010. (DANIEL GARCIA / AFP)

Ya, praktis ini merupakan puncak karier Maradona sebagai pelatih mengingat sebelum dan sesudah itu ia hanya menangani beberapa klub yang relatif tak terlalu terkenal di Argentina dan Timur Tengah.

Akan tetapi, Argentina pun tertatih-tatih di babak kualifikasi zona Amerika Selatan sebelum memastikan diri lolos ke putaran final Piala Dunia 2010, dengan kekalahan telak 1-6 di markas Bolivia pada April 2009 menjadi salah satu aib besar Tim Tango --julukan Timnas Argentina lainnya.

Penampilan Argentina setelah itu pun tak stabil. Mereka berhasil menang tipis atas Kolombia, namun menyerah saat bertandang ke Ekuador.

Argentina lalu kalah dua laga beruntun, saat menjamu sang rival bebuyutan, Brasil dan kala bertandang ke Paraguay.

Beruntung, Lionel Messi dan kawan-kawan lolos dari lubang jarum pasca memenangi dua laga pamungkas mereka kontra Peru dan Uruguay.

Diberkahi pemain-pemain kelas dunia macam Juan Sebastian Veron, Javier Mascherano, Diego Milito hingga pemain-pemain muda penuh talenta macam Sergio Aguero, Gonzalo Higuain, Angel Di Maria, Carlos Tevez, Javier Pastore dan tentu saja Messi, perjalanan Argentina-nya Maradona cukup mulus hingga babak 16 besar Piala Dunia 2010.

Namun, petaka terjadi di perempatfinal kala Messi dan kolega dihabisi Jerman 0-4. Langkah Argentina pun terhenti di Afrika Selatan seiring dengan kekalahan memalukan ini.

Pada Juli 2010 selepas perhelatan turnamen akbar tersebut, Maradona pun dicopot dari posisinya sebagai pelatih kepala Albiceleste.

Ya, bertolak belakang dengan karier gemerlap pada masa lalu sebagai pemain, perjalanan sang legenda di dunia racik strategi memang sama sekali mentereng.

Baca Juga: Captain Marvel Manchester United: Maradona yang Terbaik di Generasi Saya

Selama karier kepelatihannya, tak ada satu trofi pun yang berhasil dipersembahkan Maradona untuk tim yang dibesutnya.

Karier Kepelatihan Diego Maradona:

Deportivo Mandiyu (Oktober 1994 - Desember 1994)

Racing Club (Januari 1995 - Maret 1995)

Timnas Argentina (Oktober 2008 - Juli 2010)

Al-Wasl (Mei 2011 - Juli 2012)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI