Penyebab Kegagalan Ivan Toplak di Tanah Air
Ivan Toplak tercatat menukangi tim nasional Indonesia sejak 1991. Ia datang dengan bayaran terbilang cukup besar. Konon, bayarannya mencapai angka Rp300 juta.
Bayaran tersebut cukup mahal untuk tahun 1991 saat kurs rupiah masih sangat bersaing. Jelas dengan bayaran semahal itu, Ivan Toplak dibebani ekspektasi besar.
Kebetulan saat Ivan Toplak datang, Indonesia baru saja meraih medali emas SEA Games 1991 bersama pelatih asal Uni Soviet, Anatoli Polosin.
Prestasi yang didapat pendahulunya tersebut membuat beban di pundak Ivan Toplak kian terasa berat. Target pun dipatok untuknya yakni membawa Indonesia tampil di Piala Asia 1992 serta meraih medali emas di SEA Games 1993.
Dengan banyaknya ekspektasi yang dibebankan kepadanya dan situasi sepak bola Indonesia yang dimadu keberhasilan di SEA Games 1991, bisa dikatakan bahwa Ivan Toplak datang di waktu yang salah.
Pendeknya waktu serta besarnya ekspektasi membuat Ivan Toplak tak bisa menerapkan metode melatihnya yang dikenal mengandalkan fisik dan mental pemain, seperti Anatoli Polosin.
Minimnya waktu tersebut membuat metodenya tak berjalan. Hasilnya? Indonesia tampil buruk dan gagal tampil di Piala Asia 1992. Di ajang tak resmi sekelas Piala Kemerdekaan 1992, Indonesia arahan Ivan Toplak tak bisa berbuat banyak.
Puncak buruknya performa Indonesia terjadi di SEA Games 1993. Skuat Garuda gagal meraih medali karena berstatus tim terbaik keempat.
Baca Juga: Ketika Timnas Indonesia Tampil Memukau di Olimpiade Melbourne 1956
Pada tahun 1993 itu pula kontrak Ivan Toplak berakhir. Setelahnya, mendiang memutuskan untuk pensiun dari dunia sepak bola yang membesarkan namanya.