Suara.com - Ballon d’Or dianggap trofi bergengsi yang membuktikan bahwa seorang pemain merupakan pemain terbaik dunia dalam satu tahun kalender. Sayangnya, ajang ini dianggap kerap salah memilih pemain yang pantas meraihnya.
Sejak bergulir pada 1956, penghargaan Ballon d’Or menjadi suatu penghargaan untuk menahbiskan seorang pesepak bola sebagai pemain terbaik di dunia.
Adapun penghargaan pertama ajang ini diberikan kepada Stanley Matthews, pemain asal Inggris yang membela Blackpool pada 1956.
Terpilihnya Stanley Matthews kala itu tak lepas dari peran penulis majalah France Football, Gabriel Hanot yang meminta rekan-rekannya menunjuk siapa pemain terbaik.
Sejak saat itu Ballon d’Or mengalami perubahan, yang tadinya hanya untuk pesepak bola Eropa, kini seluruh pemain di dunia bisa mendapatkannya.
Namun sayangnya, ajang Ballon d’Or ini kehilangan marwahnya dan hanya menjadi kontes kepopuleran saja. Maka jangan heran, penilaiannya terbilang tak objektif dan pemain yang paling ramai diberitakan media kemungkinan besar akan memenangkan penghargaan itu.
Karena hal tersebut pula, ada beberapa nama peraih Ballon d’Or yang dinilai penikmat sepak bola tak pantas meraih titel sebagai yang terbaik di dunia.
Lantas, siapa saja mereka?
1. Luka Modric
Baca Juga: Dipermalukan Leicester, Pemain Manchester United Dinilai Sombong Tapi Cengeng
Luka Modric menjadi salah satu pemain yang mampu meruntuhkan nominasi Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo di Ballon d’Or dalam satu dekade.
Ia memenangkan Ballon d’Or pada 2018 usai membawa Kroasia menjadi Runner Up Piala Dunia 2018 dan membawa Real Madrid menjuarai Liga Champions.
Pencapaian itu nyatanya mendapat pandangan miring. Pasalnya, kontribusi Modric bagi tim dan negaranya tak sebanding dengan mantan rekannya, Cristiano Ronaldo maupun Antoine Griezmann yang menorehkan prestasi bersama Atletico Madrid dan Timnas Prancis
2. Pavel Nedved
Pavel Nedved dikenal sebagai salah satu yang terbaik di era 2000 an. Pada tahun 2003, ia mampu menyabet penghargaan Ballon d’Or.
Keberhasilannya meraih Ballon d’Or tak lepas dari kontribusinya untuk Juventus dan Republik Ceko. Tapi, kontribusi itu nyatanya tak sebanding dengan apa yang dicatatkan Thierry Henry.