Namun, biaya mahal yang dibayar oleh Setan Merah tak sepadan dengan performa Paul Pogba di atas lapangan.
Sebab, pemain timnas Prancis itu dianggap kurang oke dalam aspek kesadaran spasialnya saat mengisi sektor tengah.
Ketika Pogba bermain, hal ini berarti bahwa sektor lini tengah Manchester United rentan ditusuk oleh lawan karena ia tak punya transisi yang efektif saat kembali bertahan.
Sehingga, ada satu lubang yang bisa dieksploitasi lawan karena Pogba jarang melakukan back-up saat timnya membangun transisi bertahan.
Cristiano Ronaldo memang menjadi salah satu mesin gol Manchester United di musim ini. Sejak direkrut pada awal musim, Setan Merah bisa mendapat bantuan CR7 untuk menjebol gawang lawan.
Namun, Cristiano Ronaldo tampaknya kurang maksimal ketika Manchester United menerapkan skema pressing yang ketat.
Apabila kapten timnas Portugal itu tak berpartisipasi dalam menekan pemain lawan, maka MU akan kesulitan untuk membangun organisasi pertahanan.
Apalagi, di sisi ofensif, Ronaldo lebih sering mengisi sektor ujung tombak. Artinya, dia selalu menempati area kotak penalti lawan.
Baca Juga: Tampil dengan Perut yang Semakin Membuncit, Georgina Rodriguez Sampaikan Pesan Menyentuh
Kondisi ini menyulitkan penyerang-penyerang lain seperti Marcus Rashford dan Mason Greenwood untuk saling mengisi ruang kosong.
Alhasil, fleksibilitas di lini serang tim Setan Merah kini menjadi kaku karena gaya bermain CR7 tak secair dulu.
4. Lionel Messi
Semenjak meninggalkan Barcelona dan bergabung ke Paris Saint-Germain, performa Lionel Messi tak kunjung memperlihatkan tanda-tanda optimal.
Sebab, Messi yang pernah menjadi mesin gol andalan Barcelona kini justru melempem bersama klub raksasa Prancis.
Selain itu, kapten timnas Argentina ini juga kurang efektif ketika diminta tim pelatih yang dipimpin Mauricio Pochettino untuk ikut membantu pertahanan.
Sebab, Messi yang kini telah berusia 34 tahun sudah tak bisa bermain ngotot seperti ketika masa mudanya bersama Barcelona.