Jika seorang pesepak bola sudah terbuai dengan rasa malas, maka dia akan berpotensi kehilangan banyak hal.
Selain itu pula, Jepang dikenal dengan kultur kerja kerasnya. Apabila Arhan tak mampu bekerja keras dan justru merasa malas, dia akan mudah tersingkir dari persaingan di tim utama Tokyo Verdy.
2. Merasa Minder
Salah satu aspek penting yang juga harus disingkirkan oleh Pratama Arhan ialah perasaan minder. Mental ini berbahaya untuk pemain berusia 20 tahun itu.
Pasalnya, Arhan tidak akan mampu mengeluarkan kemampuan terbaiknya andai sudah merasa minder terlebih dahulu.
Oleh sebab itu, mantan pemain akademi PSIS Semarang ini harus memiliki kepercayaan diri yang cukup untuk bisa bersaing.
Secara kemampuan, teknik, dan talenta, Pratama Arhan sudah memiliki bekal penting. Hal ini akan bisa berkembang lebih baik apabila dia merasa pede alias percaya diri.
3. Putus Asa
Aspek terakhir yang harus disingkirkan Pratama Arhan seusai bergabung dengan Tokyo Verdy ialah putus asa.
Baca Juga: Tatsuya Yamaguchi, Saingan Pratama Arhan di Pos Bek Kiri Tokyo Verdy
Sebab, Pratama Arhan membutuhkan kerja keras, semangat, dan daya juang yang tinggi untuk bisa mencapai kesuksesan di Liga Jepang.