Pelarangan tersebut tentu saja ada alasannya. Dalam Tregedi Kanjuruhan penggunaan gas air mata membuat penonton panik sehingga kekacauan tak bisa terhindarkan.
Menyaksikan sepak bola beda dengan menuju palagan atau kerusuhan. Dari awal masuk stadion, pastinya penonton sudah menjalani pemeriksaan. Ini yang harus disadari.
Yang jelas penggunaan gas air mata dalam pertandingan sepak bola itu tidak dibenarkan, walaupun mungkin di Kanjuruhan, pihak keamanan memiliki alasan lain sehingga perlu dilakukan.
Sejumlah pihak menuding tindakan aparat keamanan dalam penanganan kerusuhan suporter di Stadion Kanjuruhan berlebihan.
Seandainya tidak ada tembakan gas air mata, mungkin tidak ada korban jiwa yang berjatuhan.
Perlu diingat pula di Stadion Kanjuruhan semuanya suporter tuan rumah, tidak ada Bonek karena sejak awal sudah dilarang datang ke Malang untuk menghindari bentrokan.
Kalaupun untuk menghalau suporter, cukup gunakan meriam air (watercanon) yang risiko cederanya lebih kecil. Atau di stadion juga pastinya terparkir mobil pemadam kebakaran yang bisa digunakan untuk menyemprotkan air ke suporter.
Ya, dalam aturan FIFA, mobil pemadam kebakaran harus ada di stadion ketika ada pertandingan.
Dalam FIFA Stadium Safety and Security Regulations ada juga penjelasan mengenai manajemen kerumunan (crowd) yang seharusnya pihak keamanan sudah memiliki rencana dan strategi untuk mengantisipasi kejadian terburuk.
Baca Juga: Tragedi Kanjuruhan Disebut Akibat Aparat 'Over-Reacting' dan Kurang Dididik
Evaluasi Menyeluruh
Sudah pasti tak ada yang ingin Tragedi Kanjuruhan terulang. Maka diperlukan evaluasi menyeluruh sesuai dengan arahan Presiden Jokowi.
Seperti yang dijelaskan di awal, semuanya sudah ada standar dalam penyelenggaraan pertandingan dan juga harus ada perencanaan yang baik. Utamakan pencegahan bukan tindakan.
Pada sisi lain, perlu juga edukasi pada semua pihak yang terkait, termasuk suporter dan aparat keamanan.
Sedari awal, pihak panitia pastinya meminta izin untuk menyelenggarakan pertandingan. Dalam proses perizinan pasti ada tenggang menuju hari H pertandingan.
Pihak intelijen keamanan dalam hal ini kepolisian bisa membuat rancangan-rancangan yang sesuai dengan aturan FIFA.