Gas Air Mata Jadi Polemik, Menilik Penerapan Aturan FIFA dalam Tragedi Kanjuruhan

Rully Fauzi Suara.Com
Selasa, 04 Oktober 2022 | 13:35 WIB
Gas Air Mata Jadi Polemik, Menilik Penerapan Aturan FIFA dalam Tragedi Kanjuruhan
Aparat keamanan menembakkan gas air mata untuk menghalau suporter yang masuk lapangan usai pertandingan sepak bola BRI Liga 1 antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022). [ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto]

Kepolisian sudah pasti punya prosedur yang sangat lengkap. Tinggal bagaimana cara menyamakan persepsinya antara kebutuhan panitia, kebutuhan situasi, dan keharusan dalam menjaga keamanan.

Penyamaan persepsi bisa dilakukan dengan koordinasi. Bisa dicetak peta tata letak (layout) stadion dan mempelajari bersama untuk mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan.

Juga sebelum pertandingan, layaknya naik pesawat atau nonton bioskop, suporter yang datang ke stadion juga mendapat pengarahan atau safety briefing. Ini dilakukan agar suporter tahu ke mana harus melangkah ketika terjadi sesuatu yang tak terduga.

Sekali lagi, semuanya lengkap dan rinci ada dalam FIFA Stadium Safety and Security Regulations, termasuk membahas kelayakan stadion dan lainnya.

Memang cara-cara ideal ini perlu upaya, sosialisasi, dan yang paling jelas yakni perlu persamaan persepsi semua pihak dari panitia pelaksana dan pihak keamanan publik.

Namun semuanya harus dilakukan demi keselamatan bersama. Tragedi Kanjuruhan menjadi pembelajaran penting. Jangan sampai terulang.

Semua pihak harus dewasa menyikapi tragedi tersebut. Mari segera berbenah.

[Antara]

Baca Juga: Tragedi Kanjuruhan Disebut Akibat Aparat 'Over-Reacting' dan Kurang Dididik

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI