Mengenang Tragedi Luzhniki, Insiden Berdarah yang Dicap Sebagai Chernobyl-nya Sepak Bola

Syaiful Rachman Suara.Com
Rabu, 05 Oktober 2022 | 18:43 WIB
Mengenang Tragedi Luzhniki, Insiden Berdarah yang Dicap Sebagai Chernobyl-nya Sepak Bola
Ilustrasi: Polisi menangkap demonstran di Stadion Luzhniki, Moscow, Rusia, pada 14 April 1994. [AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Seperti namanya, Tragedi Luzhniki sendiri terjadi di Stadion Luzhniki, Moskow. Tragedi ini terjadi pada 20 Oktober 1982 saat Rusia masih menjadi bagian dari Uni Soviet.

Tragedi tersebut terjadi di laga Piala UEFA saat Spartak Moskow menjamu tim asal Belanda, yakni HFC Haarlem.

Saat tragedi pecah, dilaporkan 66 orang meregang nyawa karena terinjak-injak. Namun ternyata jumlah tersebut ditutup-tutupi.

Usai Uni Soviet runtuh, barulah pihak pers melaporkan tragedi tersebut, di mana menurut laporan terdapat 336 korban jiwa.

Dalam laporan tersebut, dikisahkan tragedi disebabkan oleh pihak keamanan yang berusaha menangkap para pendukung Spartak Moskow.

Para pendukung Spartak Moskow hendak ditangkap karena menyanyikan lagu-lagu melawan rezim komunis yang saat itu menguasai Uni Soviet.

Karenanya, saat penangkapan berlangsung, banyak para penonton mencoba keluar dari Stadion Luzhniki, sehingga chaos pun terjadi dan banyak orang meninggal karena terinjak-injak.

Dalam berbagai laporan yang ada, korban jiwa tak diketahui secara pasti. Bahkan ada yang menyebut bahwa korban jiwa mencapai 340 orang.

Jika benar demikian, maka tragedi Luzhniki menjadi tragedi paling memilukan dalam sejarah sepak bola bila dilihat dari jumlah korban jiwanya.

Baca Juga: Puji Lawan Jelang Champions League, Graham Potter: AC Milan Tim yang Benar-benar Top

Maka tak mengherankan kala itu tragedi Luzhniki dicap sebagai ‘Chernobyl-nya sepak bola’ yang mengacu pada bencana Chernobyl di Uni Soviet pada 1986 silam.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI