Para pendukung Spartak Moskow hendak ditangkap karena menyanyikan lagu-lagu melawan rezim komunis yang saat itu menguasai Uni Soviet.
Karenanya, saat penangkapan berlangsung, banyak para penonton mencoba keluar dari Stadion Luzhniki, sehingga chaos pun terjadi dan banyak orang meninggal karena terinjak-injak.
Dalam berbagai laporan yang ada, korban jiwa tak diketahui secara pasti. Bahkan ada yang menyebut bahwa korban jiwa mencapai 340 orang.
Jika benar demikian, maka tragedi Luzhniki menjadi tragedi paling memilukan dalam sejarah sepak bola bila dilihat dari jumlah korban jiwanya.
Maka tak mengherankan kala itu tragedi Luzhniki dicap sebagai ‘Chernobyl-nya sepak bola’ yang mengacu pada bencana Chernobyl di Uni Soviet pada 1986 silam.
[Penulis: Felix Indra Jaya]