“Saya cuma menangis saja, baru berhenti menangis ketika bertemu keluarga,” ucap Saguwanto.
Sementara itu, ibunda Saguwanto, Dewi Fitri (38), berkisah tentang kepanikan keluarganya mengetahui sang anak jadi korban Tragedi Kanjuruhan. Apalagi, dia sempat kehilangan jejak Saguwanto.
“Kami semua panik, karena anak saya dicari ke semua rumah sakit tidak ada. Baru Minggu pagi anak saya ketemu,” kata Dewi Fitri (38), ibu kandung Saguwanto.
Cari utang uang
Kondisi Saguwanto cukup parah. Setelah mendapatkan perawatan, pemuda tanggung itu diizinkan pulang oleh pihak rumah sakit.
Seharusnya, Saguwanto tetap dirawat di rumah sakit. Tetapi karena ruang perawatan penuh, pihak rumah sakit membolehkan dia dirawat di rumah.
“Akhirnya anak saya dipulangkan. Saya bawa ke rumah, manggil bidan desa untuk membantu memasangkan infus dan merawat langsung,” beber Dewi.
Lantaran dirawat di rumah, Dewi harus mengeluarkan biaya pribadi. Dia sampai mencari pinjaman uang untuk perawatan Saguwanto.
“Kalau biaya waktu perawatan di rumah sakit gratis. Karena dipulangkan, ya mau nggak mau saya cari utangan sendiri. Sudah habis Rp750 ribu hari ini. Ayahnya juga masih mencari utangan lagi,” papar Dewi.
Keluarga Saguwanto adalah keluarga pra-sejahtera. Punya kartu berobat KIS.