Suara.com - Penggunaan teknologi VAR (video assistant referee) semakin didorong untuk segera diimplementasikan di kompetisi Liga 1. Pasalnya, semakin deras kritikan terhadap kinerja wasit.
Terbaru pelatih Persis Solo, Leonardo Medina, menganggap kinerja wasit sangat mengecewakan saat Persis menghadapi Borneo FC, Minggu (12/2/2023).
Leonardo Medina juga menyinggung soal kebutuhan penggunaan VAR di kompetisi Liga 1. Penyebabnya karena gol Ferdinan Sinaga dianggap offside, padahal dalam tayangan ulang jelas terlihat Ferdinan ada di posisi onside.
Marc Klok, gelandang Persib Bandung, juga mengatakan bahwa kompetisi di Indonesia butuh VAR demi mendongkrak kualitas wasit dan pertandingan.
PSSI sebetulnya sudah mencanangkan pengguna VAR sejak lama. Namun, biaya yang besar disebut jadi kendala untuk pengadaan VAR.
Kompetisi-kompetisi di Eropa sudah menggunakan VAR sejak lama sebagai upaya untuk membuat kinerja wasit lebih optimal dengan penilaian lebih objektif.
Beberapa kompetisi di Asia Tenggara juga sudah mulai menggunakan VAR. Thailand menjadi negara ASEAN pertama yang menggunakan VAR di kompetisi sepak bolanya.
Terdekat, Malaysia dan Singapura disebut siap untuk menggunakan VAR di kompetisi sepak bola negaranya. Lantas, berapa biaya yang dibutuhkan untuk mengadakan VAR di Liga 1?
Penggunaan VAR memang bukan perkara mudah, selain fasilitas dan infrastruktur yang harus memenuhi standar, biaya yang dibutuhkan juga tidak sedikit.
Ada beberapa komentar dari para pengurus PSSI mengenai biaya yang harus dikeluarkan untuk pengadaan VAR. Namun taksirannya sekitar Rp 80-90 miliar untuk satu lapangan.