Tentunya, bekal pendidikan dan pelatihan yang didapat di sekolah, baik dalam kurikulum sekolah maupun ekstra kurikuler, perlu ditambah dengan latihan sendiri di rumah atau bersama pelatih.
"Menurut saya peluang bagi calon pesepak bola putri untuk mendapatkan beasiswa itu jauh lebih besar. Tapi kembali lagi diperlukan kedisiplinan diri yang tinggi, totalitas melalui latihan sendiri, semisal di rumah," terang Timo dalam keterangan tertulis.
Pada sesi teori coaching clinic tersebut, Timo membeberkan aneka wawasan dasar teknik dan taktik penguasaan bola, pergerakan, maupun penempatan posisi. Usai membeberkan teori, Timo mengajak para peserta untuk praktik ke lapangan rumput sintetis di Supersoccer Arena.
Pelatih asal Malang ini juga memeragakan berbagai contoh program latihan yang tepat bagi pemain usia dini, seraya menekankan pentingnya kemampuan komunikasi, kerja sama, serta kepemimpinan, bagi para guru.
“Meski masih sebatas teori dasar, seorang guru olahraga harus berusaha membuat pelatihan bagi anak-anak itu menjadi hal yang menyenangkan,” imbuhnya.
Sebagai penilaian atas hasil kerja keras para guru olahraga ini, Bakti Olahraga Djarum Foundation akan menggelar turnamen sepak bola putri di Kudus, pada Juni, Agustus atau September, dan November mendatang.
Para murid yang telah dilatih oleh para guru olahraga tersebut, akan berkompetisi untuk memperebutkan gelar juara sepak bola putri di Kudus.
Turnamen yang masuk dalam festival sepak bola putri tersebut, juga mempertandingkan aneka lomba terkait sepak bola, guna menggairahkan minat anak terhadap sepak bola putri.
Baca Juga: 3 Alasan Brandon Scheunemann Layak Starter saat Timnas Indonesia Hadapi Suriah U-20