Ya, Piala AFF U-23 memang kerap digelar di saat sebuah negara tengah menjalani kompetisinya, sehingga banyak negara mengambil pemain-pemain dari klub yang tengah bertarung di kancah liga.
Hal ini dianggap merugikan kompetisi, klub, dan bahkan pemain itu jika para pemain tersebut adalah pemain inti di klubnya masing-masing.
2. Pemain U-23 Sudah Masuk Kategori Senior
Shin Tae-yong menegaskan bahwa alasan dirinya ingin Piala AFF U-23 ditiadakan karena pemain U-23 tak membutuhkan pengalaman bertanding internasional, karena sudah masuk level senior.
Pelatih asal Korea Selatan itu mewajarkan jika ada kompetisi internasional untuk pemain U-20 karena para pemain U-20 butuh pengalaman bertanding internasional, bukan pemain U-23.
Terlebih di kompetisi lainnya seperti Eropa, hampir tak ada kompetisi internasional untuk U-23, melainkan kompetisi untuk para pemain muda dari U-15 hingga U-21 saja.
3. Mengganggu Perkembangan Sepak Bola
Shin Tae-yong juga menuturkan bahwa Piala AFF U-23 mengganggu perkembangan sepak bola sebuah negara ke depannya.
Komentar tersebut merujuk pada perkembangan para pemain yang di usia U-23 sudah semestinya berkarier di kancah profesional dan level teratas, ketimbang bermain di kelompok umur.
Baca Juga: Sumardji Klaim Rizky Ridho Ngebet Gabung Timnas Indonesia U-23, Tapi...
Jika para pemain U-23 masih bertarung di kelompok umur pada level internasional, hal ini bisa menghambat progres para pemain tersebut dan mengganggu perkembangan tim nasional di negara tersebut.