Meraba Kegagalan Eden Hazard di Real Madrid dan Berakhirnya Karier Sang Bintang, Salah Langkah atau Salah Sikap?

Syaiful Rachman Suara.Com
Selasa, 10 Oktober 2023 | 21:58 WIB
Meraba Kegagalan Eden Hazard di Real Madrid dan Berakhirnya Karier Sang Bintang, Salah Langkah atau Salah Sikap?
Penyerang sayap Real Madrid, Eden Hazard. [JAVIER SORIANO / AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Gagal menemukan tim yang dirasa cocok usai meninggalkan Real Madrid tiga bulan lalu, Eden Hazard akhirnya memutuskan untuk gantung sepatu pada Selasa (10/10/2023).

Bagi seorang pemain yang pernah dianggap sebagai salah satu gelandang serang terbaik di dunia, menyudahi karier di usia 32 tahun, bisa dikatakan, adalah hal yang sangat menyakitkan.

Penyerang sayap Real Madrid, Eden Hazard (kanan) tampil pada laga babak 32 besar Copa del Rey kontra Alcoyano, Kamis (6/1/2022) dini hari WIB. [JOSE JORDAN / AFP]
Penyerang sayap Real Madrid, Eden Hazard (kanan) tampil pada laga babak 32 besar Copa del Rey kontra Alcoyano, Kamis (6/1/2022) dini hari WIB. [JOSE JORDAN / AFP]

Namun semua itu tidak terlepas dari hukum sebab akibat. Ada yang salah dalam sikap Hazard selama ini yang pada akhirnya membuatnya mengambil keputusan tersebut.

Real Madrid, klub yang ditinggalkan Hazard di musim panas kemarin, menggelontorkan ratusan juta euro untuk membeli dan menaungi pemain asal Belgia itu selama empat musim. Tapi apa yang didapat El Real? Hanya 7 gol dari 76 pertandingan.

Berbeda jauh dengan Jude Bellingham, yang sudah mengemas 10 gol dari sepuluh pertandingan di awal musim pertamanya berseragam El Real.

Tidak bisa dipungkiri empat tahun di Madrid itulah yang mengubah seorang pemain generasi emas Timnas Belgia yang paling diinginkan klub-klub papan atas dunia, menjadi seorang pemain yang tak dilirik siapa pun, bak pemain dari klub kasta rendah.

Eden Hazard salah langkah pindah ke Real Madrid?

Pertanyaan tersebut terus mencuat ketika Hazard kerap dibekap cedera usai kepindahannya dari Chelsea ke Madrid pada 2019. Menurut Ha Truang, kolumnis Bongdaplus, langkah sang pemain ketika itu bisa jadi benar tapi juga bisa jadi salah.

Menurut Truang, Real Madrid adalah klub raksasa pemegang gelar terbanyak Liga Champions. Mengenakan jersey putih Los Blancos pun menjadi impian para pemain sepak bola, tidak terkecuali Hazard.

Baca Juga: Gantung Sepatu, Eden Hazard : Waktunya Bersenang-senang Bersama Orang Tersayang

Bisa dibilang Hazard hanya mengikut para legenda seperti Ronaldo de Lima, Zinedine Zidane, Luis Figo dan lain-lain. Madrid sendiri berani menggelontorkan 100 juta euro untuk memboyongnya, fakta yang menyatakan jika ketika itu Hazard berada di level sempurna!

Jika demikian, kenapa sinar Hazard meredup di Real Madrid?

Kemampuan bermain bagus bukanlah segalanya dalam sepak bola, dan menurut Truang, hal itu yang tidak disadari Hazard.

Sekelompok fans Madrid menggambarkan Hazard seperti Ronaldo de Lima, yang terlalu bergantung pada bakat dan terlalu malas untuk berlatih. Karena bakat alami, Hazard hanya membutuhkan satu kali latihan untuk menyelesaikan sebuah tugas dari pelatih, sementara pemain yang kalah bakat membutuhkan usaha 10 kali lipat.

Pemain Real Madrid Eden Hazard menggantikan Karim Benzema dalam pertandingan La Liga kontra Rayo Vallecano pada 6 November 2021 di Santiago Bernabeu. [AFP]
Pemain Real Madrid Eden Hazard menggantikan Karim Benzema dalam pertandingan La Liga kontra Rayo Vallecano pada 6 November 2021 di Santiago Bernabeu. [AFP]

Bagi Hazard, sepak bola itu terlalu mudah dan pada akhirnya hal itu yang membuatnya bermalas-malasan dalam menjaga kebugaran dan lebih banyak bersantai.

Hal tersebut dibuktikan dengan berat badan Hazard yang kabarnya kerap tidak ideal selama berseragam Madrid.

Real Madrid bukanlah Chelsea atau Lille, dan Hazard tidak lagi dalam usia di mana dia bisa pulih dan tangguh seperti sebelumnya. Namun tak ada seorang pun yang bisa memaksa Hazard kembali ke jalurnya, hingga ia terjerumus menjadi sosok yang tidak bertanggung jawab dengan kariernya.

Hazard begitu santai hingga menerima kehidupan sebagai orang tak kasat mata di Madrid, hanya duduk di bangku cadangan dan menerima gaji tinggi. Dia tidak memiliki cukup keberanian atau motivasi untuk keluar dari siklus buruk tersebut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI