Kreativitas itu pula yang membuat grafik permainan Argentina terus menanjak sejak digulingkan Senegal 1-2 dalam pertandingan pertama fase grup.
Perjalanan mereka mirip dengan senior mereka dalam Piala Dunia Qatar 2022 yang setelah dijungkalkan Arab Saudi, malah berubah menjadi tim menyeramkan yang akhirnya menjadi juara dunia.
Setelah menyerah 1-2 kepada Senegal, Argentina U17 selalu menang dalam skor besar, bahkan tiga laga terakhir mereka lalui tanpa kebobolan satu pun gol.
Mereka menang 3-1 atas Jepang, 4-0 atas Polandia, 5-0 dari Venezuela, dan 3-0 dari juara bertahan Brazil.
Pencapaian itu membuat Argentina kian yakin bisa menyandingkan sukses Piala Dunia Qatar 2022 dengan sukses Piala Dunia U-17.
Namun, sepak bola kadang bukan perkara matematis dan Jerman adalah tim yang acap mementahkan kalkulasi, seperti saat mereka menyingkirkan Spanyol yang menjadi tim paling menyerang selama Piala Dunia U-17 2023.
Jerman juga satu-satunya semifinalis yang selalu menang dalam waktu normal. Mereka menang 3-1 atas Meksiko, 3-1 dari Selandia Baru, 3-0 melawan Venezuela, 3-2 saat memukul Amerika Serikat, dan 1-0 atas Spanyol.
Melihat statistik itu, tak ada alasan untuk cepat-cepat menyatakan Jerman tak akan bisa mengalahkan Argentina.
Argentina juga akan mendapati lawan yang memiliki "fighting spirit" lebih hebat ketimbang Brazil yang jatuh mental begitu dibobol Echeverri.
Baca Juga: Tantang Prancis yang Belum Pernah Kebobolan, Mali Tetap Pede Bisa Juara Piala Dunia U-17 2023
Jerman hampir dipaksa bermain adu penalti oleh Amerika Serikat pada 16 besar, sebelum Bilal Yalcinkaya memastikan kemenangan Jerman pada menit 87 yang menjadi bukti untuk semangat bertempur mereka yang tak pernah padam.
Selain itu, Jerman juga berambisi menyandingkan gelar juara Euro U-17 2023 dengan predikat juara Piala Dunia U-17 2023. Tekad itu bisa menjadi motivasi tambahan untuk mengalahkan Argentina.
Lantas, seperti apa starting line up kedua tim?

Pelatih Argentina Diego Placente sepertinya tak akan banyak merombak tim yang berhasil menaklukkan Brazil.
Dia akan tetap memasang empat bek, tiga gelandang bertahan, tiga gelandang serang, dan seorang stiker dalam formasi 4-2-3-1.
Dalam pola ini, Jeremias Florentin sang penjaga gawang kembali dilindungi oleh duet Tobias Palacio dan Juan Gimenez di jantung pertahanan.