Keberhasilan ini merupakan tonggak sejarah bagi bangsa Indonesia dan juga pengingat bagi PSSI bahwa pencapaian ini harus dijadikan sebagai standar untuk masa depan.
Ketika Ivar Jenner mencetak gol indah dari jarak jauh ke gawang Irak U-23, tampaknya kemenangan sudah di depan mata. Strategi Shin Tae Yong, yang memasang Nathan Tjoe-A-On sebagai bek tengah untuk menggantikan posisi yang ditinggalkan Rizky Ridho, terbukti efektif.
Nathan sendiri menunjukkan mentalitas juara. Ia tidak pernah menyerah dan fokus sepanjang pertandingan, dengan determinasi yang sangat kuat.
Sementara itu, Marselino yang biasanya bermain sebagai gelandang serang, selama Piala Asia U-23 2024 lebih banyak berperan sebagai penyerang sayap atau striker bayangan. Meski demikian, performa Marselino menurun dan ia hanya berhasil melakukan satu tembakan yang tepat sasaran.
Mengingat statistik ini, Shin Tae-yong mungkin perlu mempertimbangkan untuk mengubah posisi beberapa pemain kunci dalam pertandingan melawan Guinea. Penyesuaian strategi akan sangat krusial untuk memastikan kemenangan dan mendapatkan tiket ke Olimpiade 2024.
Strategi memang penting, tetapi kualitas mental dan fisik pemain juga sangat menentukan. Posisi terbaik bagi para pemain harus dipertimbangkan dengan matang.
Sekarang, tantangan yang dihadapi Shin Tae-yong dan tim di Prancis semakin besar. Beban yang dipikul oleh para pemain juga meningkat, namun mereka harus kembali menemukan semangat untuk menciptakan sejarah dan membawa kebanggaan bagi negara.
Setelah kekalahan dari Uzbekistan, euforia mendukung Timnas U-23 sempat menurun. Kekalahan dari Irak semakin mengurangi antusiasme tersebut. Ini merupakan tantangan besar bagi Shin dan timnya untuk kembali menunjukkan bahwa mereka masih memiliki mentalitas dan kualitas untuk bangkit kembali.
Baca Juga: Top Skor Piala Asia U-23 2024, Penyerang Irak Doakan Timnas Indonesia U-23 Bisa Lolos Olimpiade