Legenda: Socrates Penentang Diktator dari Lapangan Hijau

Galih Prasetyo Suara.Com
Rabu, 21 Agustus 2024 | 18:24 WIB
Legenda: Socrates Penentang Diktator dari Lapangan Hijau
Legenda Brasil Socrates, salah satu pesepak bola yang melek politik [tribunemag.co.uk]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Tak hanya di level klub, ia juga dengan lantang menentang pemerintah diktator militer Brasil. Ia kemudian memperkenalkan konsep demokrasid dan kebebasan untuk kaum muda Brasil untuk melawan penindasan.

"Bermain sepak bola adalah tindakan politik dan para pesepak bola Brasil tahu itu," kata Socrates saat disindir mencampuri sepak bola dengan urusan politik.

"Mereka (pesepak bola) memiliki kekuatan politik di tangan merekka. Mereka punya panggung dan barisan massa. Jika itu politisi pasti akan dimanfaatkan namun sebaliknya kami para pesepak bola harus menerima hidup dalam kemiskinan," ujar pemain Santos itu.

Socrates tak hanya pandai beretorika, ia juga berani turun ke jalan untuk bersama-sama melakukan aksi unjuk rasa bersama massa rakyat.

Seperti yang ia lakukan pada pada 1984 menentang pemerintah diktator. Di tengan panasnya aksi unjuk rasa, Socrates naik ke mobil komando dan lantang melawan kebijakan parlemen dan pemerintah Brasil kala itu.

Saat itu, parlemen dan pemerintah Brasil berencana melakukan amandemen pemilu yang memungkinkan presiden ditunjuk tanpa perlu pemilihan umum.

Di depan barisan massa rakyat, Socrates mengatakan akan tetap berada di Brasil mengawal ini semua demi demokrasi Brasil. Ia mengatakan menolak bermain di Italia asalkan amandemen parlemen untuk pemilihan langsung presiden disetujui.

Kala itu, Socrates memang mendapat tawaran untuk main di Serie A Italia. Meski begitu pada akhirnya, Socrates bermain di Fiorentina dari 1984 hingga 1985. Setelahnya ia kembali ke Brasil dan bermain untuk Flamengo.

"Saya ingin tinggal di negara saya untuk berpartisipasi dalam rekonstruksi demokrasi. Apakah itu bekerja sebagai pesepak bola, tukang sapu, tukang ledeng ataupun dokter," ucapnya.

Baca Juga: Idap Kanker Stadium Akhir, Sven-Goran Eriksson: Hidup Adalah Kematian

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI