Gelandang 27 tahun itu memulai karier di akademi Haarlem untuk kemudian pindah ke akademi Ajax Amsterdam pada 2008.
Secara bertahap, dia promosi ke Ajax U-17 pada 2011, Ajax U-19 pada 2013 sebelum masuk tim utama pada 2014.
Setelah tiga musim membela Ajax Amsterdam di level senior, Jairo Riedewald kemudian dilego ke Crystal Palace pada 2017.
Dia membela klub kasta teratas Premier League itu selama tujuh musim sebelum pada 13 Agustus resmi bergabung dengan klub kasta teratas Liga Belgia, Royal Antwerp.
Di level tim nasional, Jairo Riedwald juga banyak dipercaya oleh Timnas Belanda baik di kelompok umur maupun senior.
Riedwald tercatat tampil bersama Belanda U-15, U-16, U-17, U-19 dan U-21, sebelum membela timnas senior.
Di timnas senior Belanda, Riedewald memang sudah bermain tiga kali yakni di Kualifikasi Euro 2016.
Namun, merujuk aturan FIFA, dirinya masih bisa memperkuat Timnas Indonesia karena laga yang dimainkan tak masuk kategori level A, dan kedua dia membela Belanda tak lebih dari tiga kali dan saat usianya masih di bawah 21 tahun.
Menyitat Transfermarkt, Jairo Riedewald telah tampil dalam 240 pertandingan baik di level tim nasional dan klub.
Baca Juga: Siapa Jayden Plassaer, Jebolan FC Groningen Keturunan Papua yang Kini Tanpa Klub
Dalam periode itu, dia mencatatkan waktu bermain hingga 14.934 menit.
Selama periode tersebut, pemain yang punya darah Indonesia dari neneknya yang asal Manado itu mencetak delapan gol dan tujuh assist.
Statistik itu bisa dibilang tak buruk untuk seorang pesepak bola yang mengisi posisi gelandang bertahan. Di mana tugas utamanya adalah sebagai pengalir bola sekaligus pemutus serangan lawan.
Rataan aspek bertahan*
Tekel: 1,2 per laga
Intersep: 1,2 per laga
Pelanggaran: 0,6 per laga
Sapuan: 1,3 per laga
Blok: 0,2 per laga
Rataan aspek menyerang*