Kemampuannya dalam bertahan pun terbilang mumpuni, karena Jairo Riedewald jarang melakukan pelanggaran dengan 0,6 pelanggaran per laga dan hanya menerima 4 kartu kuning dari 33 laga.
Tak hanya andal dalam bertahan, Jairo Riedewald terbilang aktif berkontribusi dalam permainan dengan rataan menyentuh bola sebanyak 26 kali per laga dan melepaskan operan akurat 16,3 kali per laga.
Kemampuannya dalam bertahan dan terlibat permainan ini bisa saja berdampak penting bagi Timnas Indonesia yang butuh gelandang bertahan baru untuk mengimbangi Thom Haye.
Jika Jairo Riedewald dinaturalisasi, maka dirinya bisa memfasilitasi Thom Haye untuk beroperasi agak ke depan dan mengalihkan fokusnya dalam mengkreasikan peluang.
Kekurangan Jairo Riedewald

Meski punya catatan apik dalam bertahan dan menyerang, Jairo Riedewald punya kekurangan besar dalam kariernya sebagai pemain.
Kekurangan itu terdapat pada fisiknya, di mana Jairo Riedewald merupakan salah satu pemain berkaki kaca atau pemain yang mudah cedera.
Sepanjang kariernya, Jairo Riedewald pernah menderita berbagai cedera seperti cedera lutut, cedera engkel, cedera pangkal paha, dan cedera Hamstring.
Karena kerap dilanda cedera, Jairo Riedewald terakhir kali rutin bermain pada musim 2020/2021 lalu bersama Crystal Palace. Setelahnya, penampilannya tiap musim bisa dihitung dengan jari.
Bahkan di musim 2024/2025 ini, Jairo Riedewald juga harus absen membela Royal Antwerp akibat cedera hamstring. Padahal, ia berstatus rekrutan baru di musim panas kemarin.
Dengan kekurangannya itu, Jairo Riedewald pun bisa saja merugikan Timnas Indonesia jika dirinya dinaturalisasi. Apalagi jika ia harus absen di laga-laga penting akibat cederanya kambuh di kemudian hari.
(Felix Indra Jaya)