![Presiden AFC Asal Bahrain Salman bin Ibrahim Al-Khalifa [Instagram]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2024/10/11/19441-salman-bin-ibrahim-al-khalifa.jpg)
Menariknya, pada April 2024, muncuk rencana busuk dari Salman untuk terus mempertahankan posisinya. Dilansir dari AP, empat negara teluk, termasuk Qatar dan Arab Saudi mengusulkan penghapusan batasan masa presiden AFC.
Usulan ini untuk melanggengkan jabatan Salman hingga ia bisa terus menjabat sampai 2027. AFC disinyalir mengikuti jejak UEFA dan IOC yang menghapus durasi masa jabatan presiden.
FIFA sendiri nyatanya menghapus batasan 12 tahun, dengan Gianni Infantino sudah memimpin sejak 2016. Namun pria Italia itu bermanuverr dengan menyebut tiga tahun pertamanya tak masuk hitungan.
Praktik penghapusan masa jabatan presiden federasi ini dkritik tajam oleh banyak pihak. Salah satunya dari mantan penasihat antikorupsi FIFA, Mark Pieth.
"Pembatasan masa jabatan merupakan poin penting. Jika tidak, Anda mengundang korupsi," ucap profesor hukum olahraga itu.
Apa yang disampaikan Pieth memang terbukti. Hammam dilarang berkecimpung di sepak bola seumur hidup menyusul tuduhan suap dan pelanggaran konflik kepentingan.
Untuk bisa memuluskan rencana penghapusan masa jabatan, Salman membutukan adanya perubahan statuta di AFC. Mulai dari 2019, statuta FIFA membatasi 37 anggota exco hingga maksimal tiga kali masa jabatan selama 4 tahun.
Lobi keempat negara itu berhasil. Pada kongres AFC di Bangkok, hanya dua negara yang menolak penghapusan masa jabatan, yakni Australia dan Yordania.
Laporan dari AP menyebut bahwa perubahan statuta ini akan dikerjakan oleh kelompok kecil, yang berasal dari PSSI-nya Arab Saudi, Qatar, Uzbekistan dan Lebanon.
Baca Juga: Nilai Pasar Skuad Cina Justru Nyaris Disamai Satu Pemain Timnas Indonesia
Empat federasi sepak bola ini akan membentuk Gugus Tugas Tata Kelola yang bertugas melobi agar statuta berubah agar Salman tetap menjadi Presiden AFC.