Ragnar Oratmangoen ke Nathan Tjoe-A-On: Ayo Sholat

Jum'at, 20 Desember 2024 | 08:35 WIB
Ragnar Oratmangoen ke Nathan Tjoe-A-On: Ayo Sholat
Ragnar Oratmangoen dikabarkan sepakat gabung klub Belgia, tinggal tes medis saja. (Instagram/0ratmangoen)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Momen penyerang Timnas Indonesia, Ragnar Oratmangoen, mengajak kompatriotnya, Nathan Tjoe-A-On, untuk melakukan ibadah Sholat.

Momen ini terjadi saat Ragnar Oratmangoen dan Nathan Tjoe-A-On tengah melakukan perjalanan bersama dan transit di bandara Dubai, Uni Emirat Arab.

Saat keduanya tengah mengunjungi sebuah toko di bandara, sayup-sayup terdengar suara Adzan yang menggema di sekitar bandara.

Tak ayal, Ragnar Oratmangoen tengah duduk bersantai, ia mengarahkan kamera ke Nathan Tjoe-A-On yang berjalan di depannya dan mengajaknya untuk Sholat.

“(Ayo) waktunya Sholat bro,” kata Ragnar terhadap Nathan.

Sontak ajakan itu disambut tawa renyah dari Ragnar dan juga disambut senyum oleh Nathan yang sedang berjalan di depannya.

Bukan tanpa alasan Nathan memilih tersenyum. Pasalnya, bek berusia 22 tahun itu memiliki keyakinan yang berbeda dengan Ragnar.

Ragnar sendiri diketahui telah menjadi Mualaf dan memeluk agama Islam, sedangkan Nathan disebut-sebut memeluk agama Katholik.

Meski menganut keyakinan yang berbeda, baik Ragnar dan Nathan tak menunjukkan sikap berbeda dan menghargai satu sama lain.

Baca Juga: PSSI: Belum Ada Rencana Naturalisasi Jordy Wehrmann untuk Timnas Indonesia

Alhasil ajakan Sholat dari Ragnar ke Nathan itu disinyalir hanyalah gurauan, sehingga disambut senyuman oleh bek milik Swansea City tersebut.

Sementara itu, Ragnar Oratmangoen sendiri menjadi satu-satunya pemain keturunan di Timnas Indonesia yang memeluk agama Islam.

Mayoritas para pemain keturunan yang membela Timnas Indonesia disinyalir memeluk agama Kristen ataupun Katholik.

Ragnar memutuskan menjadi Mualaf saat usianya menginjak 15 tahun, di mana teman-temannya sering mengajaknya ke Masjid dan mengajarkannya soal Islam.

“Teman-teman saya saat itu membawa saya ke Masjid, mereka mengajari saya soal Tuhan dan agama, dan bagaimana agama itu membantu kehidupan Anda,” kata Ragnar.

“Itu menyentuh hati saya dan membuat saya mengambil keputusan menjadi Muslim. (Menjadi Mualaf) sejak saat berusia 15 tahun,” tambahnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI