Menjelang laga usai, Evandra mendapatkan kepercayaan untuk mengeksekusi penalti yang menjadi titik balik kemenangan. Meski tendangan pertamanya sempat dimentahkan kiper Korea Selatan, Evandra langsung menyambar bola muntah dan mengubahnya menjadi gol penentu. Momen itu menjadi bukti ketenangan dan kesiapan mentalnya dalam laga besar.
Daffa Al Gasemi: Tembok Terakhir yang Tangguh
Satu lagi nama yang layak mendapat pujian adalah Daffa Al Gasemi.
Penjaga gawang muda dari Dewa United ini tampil sangat solid sepanjang pertandingan. Dalam laga yang penuh tekanan dari lini serang cepat dan agresif Korea Selatan, Daffa menjadi sosok kunci yang menjaga keunggulan tim tetap utuh.
Ia mencatatkan setidaknya tiga penyelamatan krusial, termasuk momen di menit-menit akhir ketika gempuran lawan semakin intens.
Refleks cepat, posisi yang tepat, dan ketenangan dalam mengantisipasi bola menjadikan penampilannya sangat vital dalam pertandingan ini. Kontribusinya di bawah mistar menjadi salah satu faktor utama Garuda Asia pulang dengan tiga poin penuh.
Latar Belakang dan Harapan ke Depan
Indonesia U-17 memang menghadapi tantangan berat di Grup C yang dihuni tim-tim unggulan. Namun, kemenangan melawan Korea Selatan ini membuka asa besar untuk melangkah lebih jauh.
Dalam beberapa tahun terakhir, PSSI mulai menunjukkan keseriusan dalam membina pemain usia muda lewat Elite Pro Academy dan pemusatan latihan yang intensif.
Baca Juga: Justin Hubner Cetak Gol Bunuh Diri Bikin Wolves Malu dan Kacau Balau
Performa di laga pembuka membuktikan bahwa generasi muda Indonesia tidak hanya mampu bersaing di level Asia, tapi juga siap mencetak sejarah baru.
Jika konsistensi dan semangat juang seperti ini terus dipertahankan, bukan tidak mungkin Indonesia bisa menembus babak gugur atau bahkan menjadi kejutan besar di turnamen ini.
Dukungan dari masyarakat dan evaluasi berkelanjutan dari tim pelatih menjadi kunci untuk menjaga momentum positif. Dengan komposisi pemain yang seimbang dan strategi yang tepat, Garuda Muda siap menantang siapa pun lawan berikutnya di babak penyisihan.
Kontributor : Imadudin Robani Adam