Kebanggaan terhadap darah Indonesia yang mengalir dalam dirinya turut memperkuat niat Luca untuk mengenal lebih dalam tentang Tanah Air.
Ia bahkan kerap berdiskusi tentang Indonesia bersama Mauro Zijlstra, rekan satu timnya yang juga memiliki latar belakang serupa.
Obrolan tersebut membuat keduanya semakin antusias dengan peluang untuk memperkuat tim nasional.
Dalam percakapannya dengan komunitas sepak bola di media sosial, Luca mengungkapkan bahwa dirinya merasa tertarik dan siap membuka komunikasi jika memang ada panggilan dari Indonesia. Ia menilai Indonesia sebagai negara yang indah dan penuh semangat dalam mendukung sepak bola.
Hal ini memperlihatkan betapa besarnya potensi magnet sepak bola Indonesia di mata pemain diaspora.
Langkah PSSI dalam menjaring talenta diaspora seperti Luca Blondeau tentu menjadi strategi penting untuk memperkuat Timnas Indonesia, khususnya di kelompok usia muda.
Keberadaan pelatih asal Belanda seperti Gerald Vanenburg di Timnas U-23 juga bisa menjadi pintu masuk yang baik bagi adaptasi pemain seperti Luca dan Mauro Zijlstra.
Sebagai bagian dari proyek jangka panjang, naturalisasi pemain diaspora menjadi bagian dari upaya membangun skuad yang lebih kompetitif di level Asia.
Dengan pengalaman bermain di Eropa serta modal teknik dan fisik mumpuni, Luca Blondeau berpotensi menjadi pilar penting di lini pertahanan Timnas Indonesia.
Baca Juga: Malaysia Rekrut Sosok yang Pernah Bikin Timnas Indonesia Malu di Stadion GBK
Di tengah persaingan yang semakin ketat di level internasional, kehadiran pemain seperti Luca bukan hanya menambah kedalaman skuad, tetapi juga membawa harapan baru bagi sepak bola Indonesia.