Suara.com - Kiper ADO Den Haag Ferran Alinegara berpotensi bela Timnas Indonesia U-17 di Piala Dunia U-17 2025 tanpa proses naturalisasi. Ini kabar baik untuk skuad Nova Arianto.
Setelah menyelesaikan kiprahnya di ajang Piala Asia U-17 2025, timnas Indonesia dihadapkan pada tantangan besar untuk segera berbenah demi menghadapi Piala Dunia U-17 2025.
Kekalahan telak 0-6 dari Korea Utara di babak perempat final menjadi sorotan tajam atas kelemahan tim yang saat ini diasuh oleh pelatih Nova Arianto.

Meskipun telah memastikan tiket tampil di ajang Piala Dunia U-17, performa di Piala Asia menunjukkan bahwa kualitas tim secara keseluruhan masih belum optimal.
Evaluasi menyeluruh pun menjadi hal yang tak bisa ditunda. Salah satu langkah strategis yang perlu segera dilakukan adalah memperkuat komposisi skuad dengan mencari pemain yang lebih kompetitif, termasuk dengan membuka peluang lebih besar bagi pemain diaspora yang memiliki darah Indonesia.
Dalam skuad saat ini, hanya satu nama pemain diaspora yang berhasil masuk dan tampil di Piala Asia U-17 2025, yakni Mathew Baker.
Sementara itu, Lucas Lee, pemain diaspora lain yang sempat tampil pada ASEAN Cup U-16 2024, tidak bisa bergabung karena masih harus fokus menyelesaikan pendidikannya di Amerika Serikat. Kondisi ini menunjukkan bahwa potensi pemain diaspora Indonesia belum tergarap secara maksimal.
Untuk menyambut Piala Dunia U-17 yang hanya berjarak lima bulan lagi, dua nama pemain diaspora muda kini mulai mencuri perhatian publik sepak bola nasional. Keduanya dinilai layak dipertimbangkan untuk memperkuat timnas Indonesia U-17.
![Jejak Emas Timnas Pelajar Indonesia 1984 dan Harapan Baru di Piala Dunia U-17 2025. [Dok. Instagram Timnas Indonesia]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/04/16/78724-timnas-indonesia-u-17.jpg)
Sosok pertama adalah Miles de Vries, pemain kelahiran 2009 yang kini membela FC Utrecht U-15 di Belanda. Berposisi sebagai winger, Miles dikenal memiliki kecepatan dan naluri menyerang yang baik. Ia memiliki darah Indonesia dari garis keturunan ayahnya, dan neneknya diketahui berasal dari Surabaya.
Baca Juga: Romantisme Fans Indonesia dan Uzbekistan: Dulu Menjatuhkan, Kini Saling Menguatkan
Tak hanya itu, Miles telah menunjukkan minatnya untuk membela skuad Garuda Muda. Dalam salah satu unggahan di akun Instagram pribadinya, ia tampak mengenakan jersey timnas Indonesia sebagai bentuk simbolik dukungan dan harapannya untuk membela tanah leluhur. Isyarat ini tentu menjadi sinyal positif bagi PSSI untuk mulai menjalin komunikasi lebih intens.
Selain Miles, nama lain yang juga patut diperhitungkan adalah Ferran Alinegara, seorang penjaga gawang berusia 15 tahun yang kini bermain untuk ADO Den Haag U-15.
Ferran lahir di Belanda, namun kedua orang tuanya adalah WNI asli, sehingga ia memiliki koneksi yang kuat dengan Indonesia. Yang menarik, Ferran sudah mengantongi paspor Indonesia, sehingga proses naturalisasi tak lagi menjadi hambatan jika dirinya benar-benar direkrut untuk memperkuat timnas U-17.
Langkah promosi-degradasi pemain menjadi bagian penting dalam proses pembentukan tim yang lebih solid.
PSSI dan tim pelatih harus segera memanfaatkan jendela waktu yang tersisa sebelum Piala Dunia U-17 dimulai untuk menjaring talenta terbaik, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Apalagi, semakin banyak pemain diaspora Indonesia yang mulai menunjukkan antusiasme tinggi untuk membela Merah Putih.
Kehadiran pemain diaspora dalam skuad bukan hanya akan memperkaya taktik dan gaya permainan tim, tetapi juga bisa meningkatkan daya saing timnas di level internasional.