Kiprahnya dimulai sebagai Direktur Sepak Bola Ulsan Hyundai. Setelah itu, dia mendapatkan kepercayaan untuk menjadi Head of Football Operations K-League. Pada 2009, dia naik kelas jadi Presiden Ulsan Hyundai.
Kemudian, Kwon Oh-gap sukses mencuri kepercayaan untuk menjadi President K League. Dia juga pernah menjabat sebagai Presiden Korea Professional Football Federation pada 2013 silam.
3. Javier Tebas
![Pebulu tangkis putri Spanyol, Carolina Marin (kanan) bersama Presiden LaLiga, Javier Tebas dalam konferensi pers pengumuman perpanjangan kerjasama atau kolaborasi antara dirinya dan LaLiga di Madrid, Spanyol pada Rabu (8/3/2023). [LaLiga]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2023/03/09/57704-pebulu-tangkis-putri-spanyol-carolina-marin-dan-javier-tebas.jpg)
Sosok profesional yang punya reputasi mentereng di Liga Spanyol, Javier Tebas, juga bisa menjadi kandidat. Dia punya pengalaman yang mentereng ketika menjabat sebagai Presiden La Liga Spanyol.
Kepemimpinannya dalam menertibkan keuangan klub dan memberantas pengaturan skor patut diacungi jempol. Pengalamannya memimpin salah satu liga top dunia akan sangat berharga bagi PT LIB.
Pasalnya, kebijakan dan keberaniannya di atas bisa sangat krusial untuk membantu klub-klub di Indonesia bisa memiliki tata kelola yang lebih baik.
Itulah tiga sosok profesional asing yang dinilai layak untuk dipertimbangkan sebagai Direktur Utama PT Liga Indonesia Baru (LIB) menggantikan Ferry Paulus.
Dengan pengalaman dan rekam jejak mereka di kompetisi kelas dunia seperti J.League, K League, hingga La Liga, kehadiran figur profesional seperti mereka diharapkan mampu membawa angin segar bagi tata kelola sepak bola Indonesia.
Kini saatnya bagi stakeholder sepak bola nasional untuk membuka diri terhadap perubahan besar demi mewujudkan kompetisi yang lebih sehat, profesional, dan kompetitif di level regional maupun internasional.
Baca Juga: Perbandingan Pengalaman CEO Liga Kamboja Satoshi Saito vs Ferry Paulus di PT LIB
Apabila hanya bermain aman, tidak hanya Liga Kamboja yang akan menyalip Liga Indonesia. Namun, kompetisi negara kecil Asia Tenggara lainnya juga bisa melakukan hal yang sama.