Eksekusi Pablo Sarabia yang sangat presisi sukses menembus pagar betis dan menghujam pojok kanan gawang yang dijaga Andre Onana. Gol ini menjadi satu-satunya penentu kemenangan dalam laga tersebut.
Setelah tertinggal, MU berusaha keras mengejar ketertinggalan. Peluang sempat datang melalui Mason Mount di menit ke-86 setelah menerima umpan dari Eriksen, namun sundulannya masih belum mampu merobek jala gawang lawan. Hingga peluit akhir dibunyikan, tidak ada gol tambahan tercipta.
Hasil ini membuat posisi Manchester United di klasemen Liga Inggris makin terpuruk. Dengan hanya mengumpulkan 38 poin dari 33 pertandingan, MU kini tertahan di peringkat ke-14, hanya unggul selisih gol dari Wolves yang menduduki posisi ke-15.
Situasi ini menjadi sorotan tersendiri bagi para penggemar dan pengamat sepak bola, mengingat Manchester United adalah salah satu klub besar dengan sejarah panjang di Premier League.
Penurunan performa yang drastis musim ini mengindikasikan adanya masalah struktural dan taktik yang perlu dibenahi secara menyeluruh.
Dalam beberapa musim terakhir, Manchester United memang belum menemukan kestabilan performa. Setelah era dominasi di bawah Sir Alex Ferguson, klub ini sering mengalami pergantian pelatih dan inkonsistensi dalam skuad.
Musim ini, meski telah melakukan sejumlah perekrutan pemain baru, performa di lapangan belum menunjukkan peningkatan signifikan.
Di sisi lain, Wolverhampton Wanderers tampil solid dan disiplin dalam laga ini. Meski tak banyak menguasai bola, mereka mampu memanfaatkan peluang yang ada secara maksimal.
Gol kemenangan dari Pablo Sarabia membuktikan bahwa efisiensi lebih penting dibanding penguasaan bola dalam pertandingan.
Baca Juga: 4 Negara Pengirim Pemain Terbanyak di ASEAN All Star Hadapi Manchester United
MU kini harus segera berbenah menjelang sisa laga musim ini. Dengan posisi klasemen yang belum aman, setiap pertandingan ke depan akan sangat menentukan apakah mereka mampu bertahan di papan tengah atau justru melorot lebih jauh ke zona bawah.