Tingginya Cuma Beda 2 Cm, Pemain Keturunan Jakarta Bisa Gantikan Elkan Baggott di Timnas Indonesia

Arif Budi Suara.Com
Sabtu, 26 April 2025 | 10:28 WIB
Tingginya Cuma Beda 2 Cm, Pemain Keturunan Jakarta Bisa Gantikan Elkan Baggott di Timnas Indonesia
Pemain keturunan Jakarta, Luca Blondeau yang bisa jadi Elkan Baggott versi baru di timnas Indonesia. (Instagram/@futboll.indonesiaa)

Suara.com - Pemain keturunan Jakarta, Luca Blondeau bisa jadi Elkan Baggott versi baru di timnas Indonesia.

Hal ini jika melihat dari postur tinggi badan Luca Blondeau yang nyaris menyamai Elkan Baggott.

Dari segi fisik, pemain FC Volendam tersebut tidak kalah dengan bek kidal kelahiran Bangkok tersebut.

Melansir data Transfermarkt, tinggi Elkan Baggott mencapai 196 Cm.

Sedangkan Luca Blondeau adalah 194 Cm yang artinya jaraknya cuma dua sentimeter saja.

Elkan Baggott. (instagram.com/@elkanbaggott)
Elkan Baggott merupakan pemain tertinggi di timna Indonesia dengan postur 196 Cm. Kini ada pemain keturunan lain yang bisa menggantikannya karena ia sudah lama tak dipanggil skuad Garuda. Nah pemain yang bisa jadi Elkan Baggott versi baru adalah Luca Blonderau yang tingginya 196 CM, cuma berjarak dua sentimeter saja. (instagram.com/@elkanbaggott)

Perawakannya yang jangkung menjadi nilai lebih untuk posisi bek tengah, terutama dalam duel udara dan situasi bola mati.

Tidak hanya mengandalkan fisik, LucaBlondeau dikenal memiliki kemampuan membaca permainan yang baik dan distribusi bola yang cukup rapi dari lini belakang.

Saat ini, Blondeau mulai mencuri perhatian di skuad utama FC Volendam.

Ia melakukan debut profesional pada Agustus 2024 dan telah menandatangani kontrak hingga 2026.

Baca Juga: Selamat Tinggal Jordi Amat

Masuknya Blondeau ke tim utama di usia muda menandakan potensi besar yang diakui oleh klub, sebuah indikasi bahwa ia punya masa depan cerah di level kompetitif Eropa.

Bukan hanya itu, pemain kelahiran Jakarta ini juga lebih muda daripada Elkan Baggott.

Usia Luca Blondeau yang lebih muda tiga tahun memberi keuntungan jangka panjang.

Ia bisa menjadi tulang punggung tim nasional hingga lebih dari satu dekade ke depan, mengingat Indonesia tengah membangun fondasi tim untuk ajang skala internasional seperti Piala Asia dan Piala Dunia.

Apalagi Elkan Baggott juga bak kehilangan tempatnya di timnas Indonesia.

Pemain yang menjalani masa peminjaman di Blackpool FC tersebut tak pernah dipanggil lagi di era Shin Tae-yong.

Sejatinya Patrick Kluivert sempat ingin memberikan bek 22 tahun kesempatan di skuad Garuda.

Luca Blondeau yang merupakan rekan setim Mauro Zijlstra di FC Volendam. Ia juga punya darah keturunan Indonesia. (Instagram/@fcvolendam)
Luca Blondeau yang merupakan rekan setim Mauro Zijlstra di FC Volendam. Ia juga punya darah keturunan Indonesia. Pemain yang punya postur tinggi ini bisa jadi pengganti Elkan Baggott. (Instagram/@fcvolendam)

Akan tetapi, Elkan Baggott malah menolak panggilan ini karena ingin fokus bersama klubnya.

Menariknya, Luca Blondeau telah menyatakan secara terbuka ketertarikannya untuk memperkuat timnas Indonesia.

Rasa keterikatan terhadap Tanah Air tidak datang secara tiba-tiba. Dalam wawancara yang dikutip dari akun Instagram @futboll.indonesiaa pada Rabu (16/4/2025).

Luca Blondeau mengungkapkan keinginannya untuk membuka komunikasi jika ada panggilan dari Indonesia.

“Jika PSSI menghubungiku aku akan sangat terbuka untuk itu (gabung Timnas Indonesia) dan aku akan mempertimbangkannya,” dikutip dari akun @futboll.indonesiaa, Rabu (16/4/2025).

Kebanggaan terhadap darah Indonesia yang mengalir dalam dirinya turut memperkuat niatnya untuk mengenal lebih dalam tentang budaya dan sepak bola Indonesia.

Bek berusia 19 tahun tersebu bahkan kerap berdiskusi soal Indonesia dengan rekan satu timnya di FC Volendam, Mauro Zijlstra, yang juga memiliki latar belakang serupa.

Obrolan mereka kerap memunculkan rasa penasaran dan antusiasme untuk bisa mengenakan seragam Merah Putih suatu hari nanti.

Luca Blondeau juga menyebut bahwa Indonesia adalah negara yang indah dan penuh semangat dalam mendukung sepak bola.

Baginya, atmosfer fanatisme suporter Indonesia menjadi daya tarik tersendiri yang sulit ditemukan di negara lain.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI