Menariknya, Simon juga tak suka dengan aktivis-aktivis pro RMS yang kerap menggunakan kekerasan untuk suara mereka didengarkan. Menurutnya hal itu membuat orang tak berdosa menjadi korban.
"Sejumlah aktivis menggunakan kekerasan dan korban yang tidak bersalah terbunuh. Itu sangat buruk. Saya pun memahami betul bahwa para penyintas masa lalu itu kini kesulitan untuk didengarkan," ucapnya.
Lebih lanjut soaL gerakan RMS yang tetap berjuang untuk merdeka dari NKRI, Simon punya pandangan tersendiri. Terpenting bagi Simon ialah gerakan muda harus tahu sejarah dan jika ingin merdeka orang-orang Maluku harus punya kualitas dan kemampuan.
"Hanya Dia (Tuhan) yang tahu kapan impian RMS akan menjadi kenyataan. Saya harus tetap percaya bahwa semua akan baik-baik saja. Meskipun aku mungkin tidak mengalaminya seumur hidupku. Untuk generasi ketiga dan keempat Maluku harus bisa memastikan bahwa mereka siap untuk menjadi negara. Jadi penting bagi mereka untuk dibesarkan dengan kualitas dan kemampuan bagus," ungkap Simon Tahamata.