Suara.com - Kapten Timnas Indonesia, Jay Idzes, tertangkap kamera dijewer oleh gelandang Timnas Belanda, Tijjani Reijnders, saat Venezia berjumpa AC Milan pada lanjutan Serie A musim 2024/2025.
Dalam pertandingan yang berlangsung di Pier Luigi Penzo, Minggu (27/4/2025) itu, Jay Idzes yang memperkuat Venezia harus berjibaku menghadapi Tijjani Reijnders dan kawan-kawan di kubu AC Milan.
Salah satu peristiwa menarik dari pertandingan kali ini ialah meletusnya friksi yang melibatkan pemain dari kedua kubu. Dalam momen ini, kamera sempat menangkap momen Tijjani Reijnders menjewer telinga Jay Idzes.
Detik-detik ketika Tijjani menjewer Idzes tersebut tergambar dalam sebuah foto yang diunggah oleh akun @bloopersfootball. Bukan berujung saling panas, aksi jeweran itu berakhir keduanya saling tertawa lepas dan pertandingan kembali dilanjutkan.
"Momen ketika Jay Idzes dijewer oleh Tijjani Reijnders dan setelah itu mereka tertawa bersama saat pertandingan antara sang tuan rumah Venezia menjamu AC Milan," tulis unggahan akun tersebut dilansir Suara.com.

Kedua pemain yang sama-sama memiliki darah Indonesia-Belanda itu pun tampil maksimal bersama klubnya masing-masing. Mereka sama-sama tampil penuh dan memberikan kontribusi yang terbaik.
Terlepas dari insiden jeweran yang bernuansa persahabatan itu, sebetulnya siapakah yang lebih tua di antara Jay Idzes dengan Tijjani Reijnders? Berikut Suara.com menyajikan ulasannya.
Perbandingan Usia Jay dan Tijjani
Jika melihat rekam jejak di antara keduanya, Jay Idzes dan Tijjani Reijnders sebetulnya belum pernah tercatat bermain bersama. Namun, karena sama-sama berkarier di Liga Italia, mereka kini sering berjumpa.
Baca Juga: 2 Pemain yang Bakal Lawan Timnas Indonesia Bak Jimat Bagi Liverpool untuk Juara Liga Inggris
![AC Milan Gulung Inter 3-0, Kepercayaan Diri Tijjani Reijnders Meroket [Instagram AC Milan]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/04/24/58669-tijjani-reijnders.jpg)
Jika dibandingkan antara keduanya, Tijjani Reijnders sebetulnya tercatat lebih tua dibandingkan Jay Idzes. Sebab, Tijjani lahir di Zwolle, Belanda, pada 29 Juli 1998. Artinya, saat ini dia sudah berusia 26 tahun.
Sementara itu, Jay Idzes memang tercatat dua tahun lebih muda ketimbang Tijjani. Bang Jay lahir di Mierlo, Belanda, pada 2 Juni 2004. Sehingga, kapten Timnas Indonesia itu saat ini berumur 24 tahun.

Meskipun lebih tua ketimbang Jay Idzes, jeweran yang dilakukan oleh Tijjani Reijnders itu sebetulnya bukan berarti senioritas. Hal ini malah menggambarkan keakraban keduanya sebagai sesama pesepak bola.
Mereka juga memiliki kesamaan identitas yang membuatnya jadi lebih dekat, yakni sama-sama pemain yang memiliki darah campuran Indonesia dan Belanda. Ikatan inilah yang menyatukan kedua pemain tersebut.
Tak hanya itu, adik Tijjani Reijnders, Eliano Reijnders, saat ini juga memperkuat Timnas Indonesia, sehingga menjadi rekan setim Jay Idzes di skuad Merah Putih.
Beda Negara yang Dibela
Meskipun memiliki darah campuran Indonesia dan Belanda, Jay Idzes dan Tijjani Reijnders ternyata memilih untuk membela negara yang berbeda dalam dunia sepak bola internasional.
Jay Idzes memilih untuk memperkuat Timnas Indonesia. Keputusan ini tentu tak lepas dari hubungan emosional yang dia rasakan terhadap Indonesia, negara asal orang tuanya.
Sejak dipanggil memperkuat Timnas Indonesia, Jay Idzes telah menunjukkan kualitas permainan yang solid di lini tengah, dan menjadi salah satu pemain andalan di skuad Garuda.
Kepindahan Jay ke Timnas Indonesia juga menandai komitmennya untuk memberikan yang terbaik bagi negara yang memberinya darah dan jiwa.
Di sisi lain, Tijjani Reijnders memilih untuk tetap membela Timnas Belanda. Reijnders mulai memperkuat Timnas Belanda pada level junior dan terus berkembang menjadi bagian penting dari skuat senior.
Meski memiliki latar belakang keluarga yang mirip dengan Jay, yakni keturunan Indonesia-Belanda, Tijjani memilih untuk berkarya di Belanda, tanah kelahirannya.
Meskipun membela negara yang berbeda, baik Jay Idzes dan Tijjani Reijnders tetap menunjukkan bahwa persahabatan antar pemain dengan latar belakang serupa tetap bisa terjalin, meskipun mereka bertanding di kompetisi yang sangat kompetitif.
Momen-momen seperti insiden jeweran yang penuh keakraban ini membuktikan bahwa persaingan di lapangan hijau bisa berjalan dengan penuh respek, bahkan di tengah ketegangan pertandingan.
Kontributor: Muh Faiz Alfarizie