Suara.com - Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI Arya Sinulingga mengakui Timnas Indonesia mendapat tawaran uji coba dari Rusia. Tetapi, ia menyebut ajakan itu sulit diterima karena berat.
Namun, ia tak menjelaskan secara detail berat apa yang dimaksud. Arya menyebut sulit Timnas Indonesia menggelar laga persahabatan menghadapi Rusia.
Sebelumnya memang ramai diberitakan bahwa Rusia ingin mengajak Timnas Indonesia menggelar laga persahabatan saat periode FIFA matchday September 2025. Saat itu, kedua kesebelasan belum punya agenda pasti.
Timnas Indonesia punya jadwal kosong meski nantinya lolos ke ronde keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Sementara Rusia belum ada jadwal resmi apapun menyusul sanksi FIFA pasca invasi ke Ukraina.

Arya mengatakan ada beberapa pertimbangan yang membuat Timnas Indonesia sulit menerima ajakan Rusia. Meski diakui olehnya, melawan Rusia ini sangatlah menarik.
"Ini memang menarik FIFA Matchday pada September 2025. Kenapa menarik? Karena kebetulan kami kosong pada September 2025," ujar Arya dilansir dari kanal YouTube miliknya.
"Persiapan juga kalau Timnas Indonesia, misalnya, lolos ke putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026. Maka kami mempunyai waktu kosong pada September 2025," ucap Arya.
Selain Rusia, dijelaskan Arya ada sejumlah negara tertarik melawan Timnas Indonesia. Tetapi, ia enggan sebut satu-satu negara yang dimaksud.
"Jadi bisa ada pertandingan. Ada negara-negara, banyak negara-negara yang menawari kami. Ada Rusia, misalnya yang menawarkan kami. Sepertinya kami agak berat menerima tawaran dari Rusia," tegas Arya.
Baca Juga: AFC U-23: Meski Pot 1 Dihuni 11 Negara, Hanya 5 Saja yang Bisa Satu Grup dengan Indonesia
"Agak berat. Jadi kecil kemungkinan Timnas Indonesia akan melawan Rusia karena ada pertimbangan-pertimbangan teknis dan sebagainya," jelas Arya.
Rusia Ngebet Hadapi Timnas Indonesia
Keinginan Rusia untuk menggelar uji coba melawan Timnas Indonesia membuka harapan besar bagi pencinta sepak bola nasional.
Dalam situasi yang penuh keterbatasan akibat sanksi FIFA, Rusia justru melirik Indonesia sebagai calon lawan tanding dalam jendela internasional yang tersedia pada 2025.
Keinginan ini disampaikan langsung oleh Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Sergey Tolchenov. Ia menyebut September sebagai waktu potensial untuk menggelar laga persahabatan, baik melawan timnas senior Indonesia maupun kelompok umur seperti U-20 atau U-17.

"Memang benar, pada September 2025 kami memiliki jendela waktu yang memungkinkan untuk mengadakan pertandingan antara tim nasional kami," ujar Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Sergey Tolchenov, dinukil dari media Rusia, Ria Novosti.
Tolchenov menyebutkan bahwa rencana ini masih bergantung pada jadwal internasional yang dimiliki Timnas Indonesia.
Namun ia melihat peluang besar pada jendela laga persahabatan yang tersedia di bulan Juni dan September.
"Itu tergantung pada jadwal internasional turnamen kualifikasi. Pada Juni dan September 2025, Timnas Indonesia memiliki jendela khusus untuk pertandingan persahabatan internasional semacam ini."
"Pada Juni 2025, Timnas Indonesia masih berpartisipasi dalam kegiatan kualifikasi Piala Dunia 2026," tutur Tolchenov.
Bagi Indonesia, kemungkinan laga uji coba ini bukan sekadar pertandingan persahabatan biasa.
Menghadapi Rusia, yang masih aktif menjalani laga-laga uji coba meski dilarang tampil di kompetisi resmi, bisa menjadi pengalaman berharga untuk menguji kekuatan tim sekaligus menambah jam terbang pemain.
Rusia sendiri tak kehilangan taji. Mereka menang telak atas Grenada dan Zambia dengan skor 5-0 pada Maret 2025, serta mengalahkan Vietnam 3-0 pada September 2024. Ini membuktikan bahwa meski dibatasi secara politik, kekuatan mereka di atas lapangan tetap kompetitif.
Jika wacana ini benar-benar terealisasi, laga melawan Rusia bisa menjadi salah satu agenda internasional paling menarik dalam sejarah timnas Indonesia.
Tak hanya menguntungkan dari segi pengalaman bertanding, laga ini juga bisa memperkuat hubungan diplomatik dan membuka lebih banyak pintu kolaborasi antarnegara di bidang olahraga.
Kini tinggal menunggu tindak lanjut dari pihak Indonesia. Harapan sudah ditabur, tinggal bagaimana federasi dan otoritas terkait menyambut kesempatan emas ini.