Suara.com - Bos Johor Darul Tazim atau JDT, Tunku Ismail mengkritik keras mentalitas yang ditunjukkan oleh fan sepak bola Malaysia. Ia juga membandingkannya dengan Indonesia.
JDT merupakan klub yang dibela oleh pemain timnas Indonesia, Jordi Amat. Tim berjuluk The Southern Tigers tersebut mendominasi di Malaysia.
Bagaimana tidak, mereka berhasil memenangkan Liga Malaysia dalam 11 musim beruntun. Bahkan di piala domestik juga tak tertandingi.
Wajar saja hal itu terjadi karena JDT memiliki fasilitas yang mumpuni dan punya skuad mewah dibandingkan tim Malaysia lain.
Akan tetapi, kesuksesan klub miliki Tunku Ismail ini justru dinyinyiri oleh fan sepak bola Malaysia. Bahkan JDT diminta mundur dari liga karena terlalu dominan.

Bos Jordi Amat tersebut lantas memberikan respons. Ia menyampaikan balasan pedas kepada pihak yang tak suka dengan kesuksesan JDT.
Sebab, ia menegaskan bahwa The Southern Tigers berkembang setiap tahunnya sebagai klub profesional. Maka dari itu, ia menyindir klub lain yang justru mengeluh.
"Ini bukan hanya tentang partisipasi, ini selalu tentang penguasaan dan peningkatan sejak awal," ucap Tunku Ismail dikutip dari Makanbola.
Melihat mentalitas tersebut, Tunku Ismail merasa malu. Terlebih dari negara tetangga seperti Indonesia serta Thailand.
Baca Juga: Sombong Banget! Malaysia Tantang Timnas Indonesia di FIFA Matchday September?
Lebih lanjut, bos Jordi Amat itu justru meminta bahwa klub yang merasa tidak mampu bersaing dengan JDT lebih baik mundur saja dari Liga Malaysia, bukan menuntut hal sebaliknya.
"Ini memalukan dan negara tetangga seperti Indonesia dan Thailand juga jelas melihat mentalitas sepap bola di Malaysia. Kalau tidak mampu bersaing, lebih baik mundur," tegas bos JDT, Tunku Ismail.
Bos Jordi Amat kemudian menjelaskan bahwa JDT sudah punya mental yang profesional karena buktinya mampu bersaing di level asia.
The Southern Tigers membuktikannya dengan lolos ke babak 16 besar Liga Champions Asia Elite musim 2024/2025.
"JDT tidak akan mampu bersaing di pentas Asia jika kami memiliki mentalitas seperti itu, karena anggaran kami jauh lebih rendah dibanding banyak tim lain," jelas Tunku Ismail.
"Akan tetapi, kami bisa bersaing dan finis di posisi ketiga dari 12 tim musim ini," lanjutnya.