Suara.com - Mees Hilgers kini menjadi salah satu nama yang makin dikenal luas oleh pencinta sepak bola Indonesia. Keputusannya untuk dinaturalisasi dan membela Timnas Indonesia membuat bek FC Twente ini menjadi sorotan.
Namun di balik aksi tangguhnya di lapangan, ada sisi menarik dari sosok Mees yang jarang diketahui banyak orang—ternyata ia punya kemampuan memasak yang cukup mumpuni.
Fakta unik ini terungkap dari wawancaranya bersama kanal YouTube resmi FC Twente. Dalam video tersebut, Mees secara blak-blakan mengaku bisa memasak dua kuliner khas Indonesia yang cukup populer: nasi goreng dan soto.
Siapa sangka, dua menu sederhana itu justru jadi andalannya saat hidup mandiri sejak usia belasan.
Modal Berharga dari Ibunda

Mees Hilgers bukan hanya mengandalkan kemampuan bertahan di lapangan, tapi juga tangguh dalam menjalani kehidupan mandiri.
Sejak masuk akademi FC Twente di usia muda, pemain berdarah Manado ini sudah terbiasa tinggal terpisah dari orang tuanya.
Kehidupan yang menuntut kemandirian ini justru memberinya pelajaran penting, termasuk soal memasak.
Sang ibunda, Linda Tombeng, memainkan peran penting dalam membekali Mees dengan keterampilan dasar dapur. Linda mengajarkan dua resep khas Nusantara: nasi goreng dan soto.
Baca Juga: Sasaran Empuk Ole Romeny, Statistik Kiper China Melorot Jelang Lawan Timnas Indonesia
Meski terdengar sederhana, Mees sangat mengandalkan kedua menu ini untuk menunjang kebutuhan makannya selama tinggal sendiri.
"Aku tidak pandai memasak, tapi ibuku mengajarkanku dua hidangan: nasi goreng dan soto, semacam sup," ujar Mees dalam wawancara tersebut.
Ia juga menyebutkan bahwa dua menu itu sangat praktis dan bisa dibuat dalam porsi besar, cukup untuk dikonsumsi beberapa hari.
Keterampilan memasak dua makanan favorit masyarakat Indonesia ini membuat netizen membayangkan sebuah skenario menarik: bagaimana jika Mees Hilgers membuka warung makan setelah gantung sepatu?
Nasi goreng dan soto memang bukan sekadar makanan biasa. Kedua kuliner ini punya nilai emosional tersendiri bagi banyak orang Indonesia, termasuk diaspora.
Dengan kemampuannya memasak dua menu ini, Mees seolah membawa "rasa Indonesia" ke tengah kehidupan sehari-harinya di Belanda.
Ibunda Mees pun mengaku bangga dengan kemandirian putranya.
“Kuakui, dia melakukan itu dengan baik,” kata Linda dengan penuh keyakinan.
Ia menilai Mees mampu mengurus dirinya sendiri, termasuk dalam hal makan.
Bukan Sekadar Masak, Mees Juga Pandai Atur Hidup

Selain mengandalkan masakan buatan sendiri, Mees juga punya strategi lain untuk bertahan hidup di luar lapangan.
Ia sering membeli paket masakan instan dari supermarket terkenal di Belanda seperti Jumbo dan Albert Heijn (disebut "Albert Steijn" dalam beberapa versi).
Paket-paket ini, menurut Mees, sangat membantu karena mudah diolah dan cocok untuk gaya hidup seorang pemain bola yang sibuk.
Pilihan ini menunjukkan bagaimana Mees adalah pribadi yang praktis dan adaptif.
Meski hidup jauh dari kampung halaman ibunya, ia tetap membawa serta sentuhan budaya Indonesia dalam kesehariannya.
Kini, Mees Hilgers telah resmi menjadi Warga Negara Indonesia (WNI). Di usianya yang baru 23 tahun, ia telah mengoleksi tiga penampilan bersama Timnas Indonesia.
Tapi jika suatu saat nanti ia memutuskan pensiun dari dunia sepak bola, kemampuan memasaknya bisa jadi bekal untuk membuka usaha kuliner khas Nusantara di Eropa—atau bahkan di Indonesia.
Bayangkan saja, warung “Soto & Nasi Goreng Mees” di Belanda atau Jakarta bisa jadi viral di media sosial.
Terlebih, dengan statusnya sebagai pemain Timnas, nama Mees sudah punya daya tarik tersendiri di mata masyarakat.