Pertandingan kandang terdekat Timnas Indonesia dijadwalkan pada 5 Juni mendatang melawan China di Stadion Gelora Bung Karno (GBK), dalam rangkaian lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026. Pembatasan penonton ini akan diberlakukan pada laga tersebut.
Meski demikian, FIFA masih memberikan ruang solusi atas pembatasan ini.
Sebanyak 15 persen dari kursi yang harusnya dikosongkan dapat tetap diisi, dengan ketentuan harus diberikan kepada komunitas yang bergerak di bidang anti-diskriminasi atau kelompok-kelompok khusus seperti keluarga pemain.
Selain itu, di area tersebut wajib dipasang spanduk atau pesan kampanye yang mengusung nilai-nilai antirasisme dan keberagaman.
PSSI juga diwajibkan mengirimkan rencana penempatan tempat duduk kepada FIFA paling lambat sepuluh hari sebelum pertandingan berlangsung.
Ini menjadi langkah preventif agar semua ketentuan dapat diterapkan sesuai dengan standar pengawasan yang ditetapkan oleh FIFA.
Sanksi ini menjadi pengingat keras bagi dunia sepak bola Indonesia bahwa semangat persatuan dan sportivitas harus dijaga tidak hanya oleh pemain di lapangan, tetapi juga oleh suporter di tribun.
Dalam atmosfer pertandingan yang penuh emosi, menjaga etika dan tidak membawa isu-isu diskriminatif ke stadion adalah tanggung jawab bersama.
Dalam konteks global, FIFA sangat menekankan kampanye anti-diskriminasi sebagai bagian dari reformasi tata kelola sepak bola.
Baca Juga: Selamat Datang! Dean James Bagikan Kabar Baik Jelang Timnas Indonesia vs China
Organisasi ini telah lama meluncurkan berbagai inisiatif seperti kampanye "Say No to Racism" dan "Football Unites the World" yang bertujuan memberantas rasisme dan intoleransi dari dunia sepak bola.