Aremania Pelempar Batu ke Bus Persik Kediri Lagi Dicari-cari!

Senin, 12 Mei 2025 | 06:37 WIB
Aremania Pelempar Batu ke Bus Persik Kediri Lagi Dicari-cari!
Insiden pelemparan batu yang menimpa bus rombongan Persik Kediri pasca laga melawan Arema FC di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, menjadi sorotan publik sepak bola nasional. (IG Arema)

Suara.com - Insiden pelemparan batu yang menimpa bus rombongan Persik Kediri pasca laga melawan Arema FC di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, menjadi sorotan publik sepak bola nasional.

Peristiwa ini terjadi usai pertandingan Liga 1 2024/2025 pekan ke-32 yang digelar pada Minggu, 11 Mei 2025, dan mencoreng atmosfer kompetisi yang seharusnya menjunjung tinggi sportivitas.

Kejadian pelemparan batu tersebut terjadi saat tim Persik Kediri hendak kembali ke hotel penginapan mereka.

Insiden pelemparan batu yang menimpa bus rombongan Persik Kediri pasca laga melawan Arema FC di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, menjadi sorotan publik sepak bola nasional. (IG Arema)
Insiden pelemparan batu yang menimpa bus rombongan Persik Kediri pasca laga melawan Arema FC di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, menjadi sorotan publik sepak bola nasional. (IG Arema)

Di sekitar area Stadion Kanjuruhan, bus yang membawa para pemain dan ofisial Persik diserang oleh oknum yang diduga dari kelompok suporter Aremania.

pelemparan batu yang diarahkan ke bus menyebabkan kaca pecah dan mengakibatkan beberapa ofisial tim mengalami luka-luka.

Peristiwa ini langsung mendapatkan respons cepat dari jajaran Arema FC dan komunitas suporter Aremania Utas.

Ketua Presidium Aremania Utas, Ali Rifki, menyesalkan insiden yang dinilai telah mencoreng nama baik Aremania secara keseluruhan.

Ia menekankan pentingnya menjaga integritas dan citra positif yang telah lama diperjuangkan oleh komunitas suporter.

Menurut Ali, peristiwa tersebut bukan hanya tentang kerusakan materi berupa kaca pecah, tetapi lebih dalam menyangkut nilai-nilai sportivitas yang terus dibangun.

Baca Juga: Sebelum Dilempari Batu, Pemain Persik Kirim Doa di Pintu 13 untuk Korban Tragedi Kanjuruhan

Insiden pelemparan batu yang menimpa bus rombongan Persik Kediri pasca laga melawan Arema FC di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, menjadi sorotan publik sepak bola nasional. (IG Arema)
Insiden pelemparan batu yang menimpa bus rombongan Persik Kediri pasca laga melawan Arema FC di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, menjadi sorotan publik sepak bola nasional. (IG Arema)

Ia menyatakan komitmen penuh untuk mendorong kepolisian mengusut siapa pelaku sebenarnya dan apa motif di balik penyerangan tersebut.

"Kami akan meminta pihak kepolisian untuk usut tuntas siapa pelaku dan apa motifnya. Ini bukan tentang pecahnya kaca di bus, tapi ini sudah melukai apa yang kami perjuangkan selama ini. Kami ingin mengelola ini dengan baik dan kami juga harus tetap sportif," kata Ali Rifki dalam video yang diunggah Instagram Arema FC, Senin (12/5/2025).

Manajemen Arema FC pun menyampaikan permintaan maaf secara resmi kepada pihak Persik Kediri dan seluruh pendukung mereka.

Mereka menyatakan bahwa insiden tersebut terjadi di luar kendali panitia pelaksana (panpel) yang telah menyusun rencana dan simulasi keamanan sejak awal laga.

Panpel pertandingan mengaku sudah menyiapkan pertandingan dengan prosedur yang matang, mulai dari koordinasi keamanan, skema pengamanan pemain, hingga alur keluar stadion bagi tim tamu.

Namun demikian, insiden di luar area stadion saat bus melintas menjadi titik lemah yang dimanfaatkan oleh pihak tak bertanggung jawab.

Yang menambah ironi dalam peristiwa ini adalah fakta bahwa pertandingan tersebut merupakan momen kembalinya Arema FC bermain di Stadion Kanjuruhan setelah hampir dua tahun.

Terakhir kali mereka tampil di stadion ini adalah sebelum tragedi besar yang mengguncang dunia sepak bola Indonesia pada 1 Oktober 2022, yang dikenal sebagai Tragedi Kanjuruhan.

Tragedi yang menewaskan 135 orang tersebut mendorong pemerintah melakukan renovasi besar-besaran terhadap Stadion Kanjuruhan, dengan anggaran mencapai Rp365 miliar.

Arema FC akhirnya bisa kembali menggunakan stadion tersebut sebagai kandang mereka setelah melalui masa transisi yang panjang dan penuh luka.

Namun, bukannya menjadi momen kebangkitan, laga perdana ini justru diwarnai insiden memalukan.

Persik Kediri yang datang sebagai tim tamu sukses mencuri tiga poin penuh setelah menang 3-0 atas Singo Edan.

Kekalahan itu sendiri sudah menjadi pukulan berat bagi Arema FC, namun insiden pelemparan bus menjadi noda tambahan yang membuat situasi semakin memprihatinkan.

Pihak Arema FC menegaskan bahwa mereka tidak akan tinggal diam.

Investigasi penuh akan diminta kepada kepolisian setempat untuk mengungkap pelaku penyerangan secara transparan.

Mereka juga berjanji akan terus berbenah dan meningkatkan sistem pengamanan agar insiden serupa tidak kembali terulang.

Peristiwa ini juga menjadi pengingat bagi semua pihak bahwa sepak bola Indonesia masih rentan dengan tindakan-tindakan anarkis dari oknum yang tidak memahami esensi sportivitas.

Dukungan fanatik kepada klub tidak seharusnya berujung pada kekerasan, terutama jika mengingat luka mendalam yang masih tersisa akibat Tragedi Kanjuruhan.

Jika tidak segera diatasi dengan tindakan nyata, insiden seperti ini bisa merusak upaya kolektif untuk membangun sepak bola nasional yang aman, berbudaya, dan mendunia.

Masyarakat sepak bola kini menunggu ketegasan pihak berwenang serta komitmen semua pihak untuk menjadikan stadion sebagai ruang aman dan menyenangkan untuk semua.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI