Gara-gara Bahrain, Timnas Indonesia Dapat Kerugian Lawan China

Arif Budi Suara.Com
Senin, 12 Mei 2025 | 11:38 WIB
Gara-gara Bahrain, Timnas Indonesia Dapat Kerugian Lawan China
Timnas Indonesia harus mengalami kerugian jelang melawan China. Sebab, PSSI akan mendapatkan sanksi dari FIFA untuk mengurangi kuota penonton sebesar 15 persen karena melakukan tindakan yang dianggap diskrimatif kepada Bahrain. (the-afc.com)

Suara.com - Timnas Indonesia mendapatkan kerugian besar jelang melawan China karena tidak akan mendapatkan dukungan penuh dari suporter di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta.

Timnas Indonesia akan menjamu China dalam lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026.

Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta bakal jadi venue anak asuh Patrick Kluivert melawan Team Dragons.

Akan tetapi, skuad Garuda mendapatkan kerugian jelang lawan China.

Skuad Merah Putih dipastikan tidak akan mendapatkan dukungan penuh dari suporter di Stadion GBK.

Potret kebahagiaan para pemain Timnas Indonesia dan fans di Stadion GBK usai menyegel tiket menuju putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026. (pssi.org)
Timnas Indonesia harus mengalami kerugian jelang melawan China. Sebab, PSSI akan mendapatkan sanksi dari FIFA untuk mengurangi kuota penonton sebesar 15 persen karena melakukan tindakan yang dianggap diskrimatif kepada Bahrain. (pssi.org)

Penyebabnya adalah karena sanksi yang diterima PSSI baru-baru ini dari FIFA.

Nah, FIFA menjatuhkan dua sanksi keada PSSI untuk membayar denda sebesar Rp400 juta lebih.

Kemudian jumlah penonton di Stadion GBK bakal dikurangi sekitar 15 persen ketika timnas Indonesia melawan China pada 5 Juni 2025 mendatang.

Hukuman tersebut menjadi kerugian bagi skuad Garuda karena tidak akan mendapatkan dukungan penuh.

Baca Juga: Publik Belanda: Timnas Indonesia vs Malaysia Seperti Jepang vs Korea Selatan

Kehilangan 15 persen tentu akan berasa dalam penjualan tiket serta atmosfer seram di Stadion GBK.

Adapun hukuman itu terjadi karena suporter timnas Indonesia dianggap melakukan pelanggaran terhadap Bahrain.

Dilansir dari akun @highlightimnas, suporter tim Merah Putih menyanyikan lagu anak yang populer di era 80 an yang berjudul ‘Heli Guk Guk Guk’.

Namun pada bagian Reff lagu tersebut, kata ‘Heli’ diganti menjadi ‘Bahrain’ dan kata ‘Guk Guk Guk’ diganti menjadi ‘Anjing’.

"Keputusan FIFA, PSSI harus bertanggung jawab atas perilaku diskriminatif suporter pada saat pertandingan Indonesia lawan Bahrain yang dimainkan 25 Maret 2025. Di sana FIFA juga kirim laporan, jadi ada monitoring sistem mereka anti-diskriminasi, sebagai laporan mereka," ujar Arya.

"Berdasarkan laporan tersebut, FIFA menyatakan suporter Indonesia paling aktif di tribun utara dan selatan. Peristiwa terjadi di sektor 19, disebabkan suporter Indonesia pada menit ke-80 sekitar hampir 200 suporter tuan rumah teriakkan slogan xenophobia "Bahrain bla...bla...bla..."," tambahnya.

Potret keramaian suporter Timnas Indonesia saat laga kandang menjamu Bahrain di Kualifikasi Piala Dunia 2026 putaran ketiga. (Instagram/jayidzes)
Timnas Indonesia harus mengalami kerugian jelang melawan China di Kualifikasi Piala Dunia 2026 . Sebab, PSSI akan mendapatkan sanksi dari FIFA untuk mengurangi kuota penonton sebesar 15 persen karena melakukan tindakan yang dianggap diskrimatif kepada Bahrain. (Instagram/jayidzes)

Exco PSSI ini mengatakan bahwa pengurangan jumlah kursi tersebut diterapkan di belakang gawang bagian utara dan selatan. Artinya suporter La Grande dan Ultras Garuda bakal terdampak.

Akan tetapi, FIFA menawarkan alternatif lain agar jumlah tersebut dapat diisi oleh elemen suporter lain.

"FIFA juga berikan ruang alternatif boleh saja 15 persen itu diberikan tapi kepada komunitas anti-diskriminasi atau komunitas khusus seperti keluarga, mungkin pelajar atau perempuan. Dan mereka harus pasang spanduk anti-diskriminasi," jelas Arya.

FIFA, lanjut dia, meminta PSSI untuk membuat rencana komprehensif melawan tindakan diskriminasi di sepak bola.

"Sanksi ini adalah hal yang berat yang kita terima karena FIFA itu miliki prinsip kesetaraan, kemanusiaan, saling menghargai, dan menghormati," jelasnya.

Menurut Arya, sanksi dari FIFA tersebut menjadi sebuah pembelajaran dan perlu adanya langkah-langkah literasi dan pendidikan kepada suporter agar tidak melakukan hal-hal yang berhubungan dengan diskriminasi seperti hate speech, ujaran kebencian, rasisme, xenophobia, dan lainnya.

"Jelas ini merugikan kita semua. Tapi harus tanggung bersama-sama," tukasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI