Suara.com - Barcelona berhasil mengukir kemenangan dramatis atas Real Madrid dalam laga El Clasico yang berlangsung Minggu lalu dengan skor 4-3. Meski Raphinha mencetak dua gol dan tampil cemerlang, sorotan utama justru tertuju pada sosok muda yang kembali mencuri perhatian: Lamine Yamal.
Pemain berusia 17 tahun ini bukan hanya menjadi pembeda, tapi juga disebut sebagai pahlawan sejati Blaugrana dalam laga yang begitu krusial tersebut.
Dalam pertandingan yang digelar di Stadion Olimpiade, Barcelona sempat tertinggal dua gol cepat dari Kylian Mbappé. Namun, semangat juang tim asuhan Hansi Flick tak padam.
Setelah Eric García mencetak gol pertama untuk memperkecil ketertinggalan, giliran Yamal yang menunjukkan kelasnya. Melalui sepakan terukur dari dalam kotak penalti, Yamal mencetak gol kedua bagi Barcelona yang mengubah momentum pertandingan secara drastis.
Gol tersebut bukan hanya indah secara visual, tetapi juga sangat penting secara psikologis. Di usia yang masih sangat muda, Yamal menunjukkan ketenangan, kepercayaan diri, dan kemampuan teknis yang seolah tak dimiliki pemain sebayanya.
Pelatih Barcelona, Hansi Flick, tak ragu memberikan pujian setinggi langit kepada anak asuhnya itu.
“Dia bukan anak-anak lagi. Dia tahu apa yang dia lakukan dan percaya pada kemampuannya. Gol yang dia ciptakan sangat krusial dan menunjukkan kualitas luar biasa,” ujar Flick dalam konferensi pers usai laga dikutip dari ESPN, Senin (12/5/2025).
Flick juga menyoroti kecerdasan bermain Yamal yang di luar ekspektasi untuk pemain seusianya. Ia bahkan menyebut Yamal memiliki potensi besar untuk menjadi tulang punggung tim di masa mendatang.
![Lamine Yamal Brand Ambassador eFootball. [Konami]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/02/23/95298-lamine-yamal-brand-ambassador-efootball.jpg)
Meskipun hanya mencetak satu gol di laga tersebut, kontribusi Yamal tidak berhenti di situ.
Baca Juga: Hitung-hitungan Hasil El Clasico Tentukan Perburuan Gelar LaLiga
Beberapa kali ia menciptakan peluang matang yang seharusnya bisa dikonversi menjadi gol, namun disia-siakan oleh rekan-rekannya — termasuk Raphinha, yang walau mencetak dua gol, juga melewatkan sejumlah kesempatan emas.
Performa Yamal dalam El Clasico ini menjadi salah satu penampilan terbaiknya musim ini.
Kecepatan, ketajaman dalam membaca permainan, serta kemampuan individu dalam menembus pertahanan Madrid menjadikannya senjata rahasia Barcelona.
Kemenangan atas Madrid membuat Barcelona kini unggul tujuh poin dari rival abadinya tersebut, dengan hanya tiga pertandingan tersisa.
Praktis, Blaugrana hanya membutuhkan dua poin tambahan untuk mengunci gelar juara LaLiga musim ini. Mereka bisa merayakan gelar secepat hari Kamis jika berhasil mengalahkan Espanyol, atau lebih awal lagi jika Madrid tergelincir saat menghadapi Mallorca.
Jika berhasil menjuarai LaLiga, maka ini akan melengkapi domestic treble Barcelona musim ini, setelah sebelumnya menjuarai Piala Super Spanyol dan Copa del Rey — keduanya juga diraih dengan menaklukkan Real Madrid di partai final.