Area belakang gawang yang biasanya diisi oleh kelompok suporter fanatik akan dikosongkan sebagian, dan hal ini tentu akan mempengaruhi atmosfer pertandingan yang selama ini menjadi kekuatan tersendiri bagi Timnas Indonesia saat bermain di kandang.

Kehilangan dukungan penuh dari suporter di laga kandang bisa menjadi ujian tersendiri bagi mental dan konsentrasi para pemain.
Tim harus mampu menjaga fokus dan tetap tampil maksimal tanpa euforia penuh dari tribun.
Situasi ini juga menjadi momentum pembuktian bahwa Timnas Indonesia bisa tetap kompetitif dan tampil disiplin meskipun dalam tekanan.
Jika mampu mengatasi China meskipun dalam kondisi tidak ideal, Timnas Indonesia akan menunjukkan karakter kuat sebagai tim yang siap bersaing di level tertinggi Asia.
Selain jadi penentu nasib di klasemen, laga ini juga menjadi ujian kedewasaan seluruh elemen sepak bola nasional, baik di dalam maupun di luar lapangan.
Pengurangan kapasitas stadion untuk laga melawan China memang terlihat sebagai pengurangan kuantitas, namun efeknya bisa sangat terasa dari sisi psikologis, baik untuk pemain Indonesia maupun tim lawan.
GBK yang biasanya bergemuruh penuh bisa kehilangan aura dominannya, yang selama ini dikenal mampu memberi tekanan besar kepada lawan.
Kondisi ini bisa memberikan keuntungan bagi China yang datang dengan misi mencuri poin.
Baca Juga: PSIS Semarang Turun Kasta, 5 Tim Ini Saling Sikut Demi Hindari Degradasi
Meski begitu, pertandingan tetap harus dijalani dengan penuh determinasi. Tim pelatih dituntut mempersiapkan strategi yang lebih matang agar bisa mengatasi kekurangan dukungan dari tribun.
Fokus utama tetap pada performa di lapangan dan bagaimana para pemain mampu menjaga konsentrasi serta tidak terpengaruh suasana.