Keputusan-keputusan itu menempatkannya dalam sorotan tajam media dan publik sepak bola Asia.
Selain itu, negara Asia Tenggara juga pernah merasakan 'tangan dingin' Lutfullin. Salah satunya adalah Brunei Darussalam, yang dipimpin oleh Rustam saat menjalani laga persahabatan melawan Rusia pada 15 November 2024.
Dalam laga yang berlangsung di Rusia itu, Brunei harus menanggung kekalahan telak dengan skor mencolok 11-0.
Walau hasil pertandingan tidak sepenuhnya bisa disalahkan pada wasit, kepemimpinan Rustam kembali menjadi bahan pembicaraan, terutama karena ia dianggap tidak mampu mengendalikan jalannya pertandingan secara adil antara dua tim yang memiliki perbedaan kualitas yang mencolok.
Melihat rekam jejak tersebut, Timnas Indonesia patut waspada. Gaya memimpin Lutfullin yang mudah mengeluarkan kartu kuning harus menjadi perhatian khusus.
Garuda Muda perlu bermain cermat dan menjaga emosi agar tidak terjebak dalam permainan kasar yang bisa merugikan tim sendiri. Namun di sisi lain, sifat Lutfullin yang tegas terhadap pelanggaran juga bisa dimanfaatkan untuk menekan lawan, khususnya jika China bermain keras.
Jika Indonesia bisa memanfaatkan karakteristik Rustam Lutfullin dengan cerdas, seperti menekan pertahanan China agar memancing pelanggaran, ada peluang besar untuk membuat China kesulitan.
Terlebih jika tekanan tersebut menghasilkan kartu-kartu untuk pemain kunci lawan atau bahkan penalti yang bisa menjadi pembeda dalam laga krusial ini.
Singkatnya, selain strategi permainan di lapangan, memahami karakter dan gaya kepemimpinan wasit juga menjadi salah satu kunci kemenangan.
Baca Juga: Performa Nadeo Argawinata Puaskan Pelatih Borneo FC, OTW Dipanggil Timnas Indonesia?
Timnas Indonesia harus memanfaatkan semua celah yang ada, termasuk gaya memimpin sang wasit, untuk meraih hasil terbaik demi melanjutkan langkah menuju Piala Dunia 2026.