Suara.com - Bek sayap Timnas Indonesia, Nathan Tjoe-A-On masih dipertahankan oleh Swansea City meski ia jarang mendapat kesempatan bermain.
Setelah musim 2024/25 rampung, Swansea City berbenah dengan melepas sejumlah pemain senior maupun pemain pinjaman.
Beberapa nama besar seperti Joe Allen, Kyle Naughton, dan Cyrus Christie tidak diperpanjang kontraknya.
Pemain pinjaman seperti Lewis O’Brien dan Hannes Delcroix pun dikembalikan ke klub asal mereka.
Di tengah perombakan besar itu, keputusan Swansea untuk tetap mempertahankan Nathan Tjoe-A-On cukup menarik perhatian.
Nathan menjadi salah satu pemain yang tetap dipertahankan untuk musim depan.
Kontraknya masih tersisa satu musim dan akan berakhir pada 30 Juni 2026.
Hal ini mengindikasikan bahwa manajemen The Swans masih melihat potensi dalam diri bek keturunan Indonesia tersebut.
Keputusan klub ini terbilang mengejutkan mengingat minimnya kontribusi Nathan secara statistik.
Baca Juga: Termasuk Lawan Montenegro, Ini Jadwal Timnas Indonesia di Piala Dunia Sepak Bola Mini
Ia hanya mencatatkan satu penampilan di Championship dengan durasi dua menit sepanjang musim 2024/25.
Selain itu, pemain berusia 23 tahun tersebut tampil dua kali di ajang EFL Cup dengan total waktu bermain 125 menit.
Secara keseluruhan, Nathan hanya mencatatkan 127 menit bermain sepanjang musim lalu—angka yang tentu sangat kecil untuk ukuran pemain profesional.
Bahkan sejak direkrut Swansea dari Excelsior Rotterdam pada musim 2023/24, ia belum mendapatkan tempat reguler di skuad utama.
Ia sering kali bahkan tidak masuk dalam daftar cadangan. Namun, di balik semua itu, dipertahankannya Nathan tetap membawa sejumlah dampak positif, baik bagi sang pemain maupun klub.
1. Stabilitas Karier di Level Kompetitif
Swansea City memang bukan klub Premier League saat ini, namun mereka adalah tim dengan sejarah kuat dan reputasi yang masih diperhitungkan di kancah sepak bola Inggris.
Bertahan di klub ini memberikan jaminan stabilitas bagi karier Nathan Tjoe-A-On di level kompetitif.
Championship dikenal sebagai salah satu liga paling kompetitif dan fisikal di Eropa.
Meski belum sering tampil, berada di lingkungan ini tetap memberi pengalaman penting bagi perkembangan pemain muda seperti Nathan.
Dengan usia yang masih 23 tahun, ia masih berada dalam fase pembentukan karakter dan kualitas permainan.
Bertahan di Swansea membuka kemungkinan baginya untuk terus berkembang dalam suasana yang menuntut profesionalisme tinggi.
2. Kesempatan Bermain dan Berkembang Lebih Besar
Walaupun musim lalu menit bermainnya minim, keputusan Swansea mempertahankannya menunjukkan bahwa klub masih menaruh harapan pada Nathan.
Dengan perombakan skuad yang cukup besar dan hengkangnya sejumlah pemain senior, peluang Nathan untuk naik peran terbuka lebih lebar.
Jika mampu menunjukkan performa yang solid dalam sesi latihan dan pertandingan pramusim, bukan tidak mungkin pelatih baru atau manajemen memberikan lebih banyak menit bermain padanya di musim 2025/26.
Momentum ini penting, apalagi ia juga mendapatkan kepercayaan dari pelatih Timnas Indonesia, Patrick Kluivert, yang tetap memanggilnya ke dalam skuad untuk Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia melawan China dan Jepang.
Jika Nathan mampu tampil apik di level internasional, itu bisa menjadi modal penting untuk memperkuat posisinya di Swansea.
3. Memperkuat Posisinya di Timnas Indonesia
Persaingan di lini belakang Timnas Indonesia semakin ketat dengan kehadiran beberapa pemain keturunan baru.
Nathan memang sempat kehilangan tempat, terutama karena jarangnya bermain di level klub. Namun, masih aktif di kompetisi Eropa seperti Championship menjadi nilai lebih yang bisa menjaga kualitas permainannya.
Meskipun menit bermainnya minim, pemanggilan ke Timnas menunjukkan bahwa kualitas Nathan masih dihargai.
Bermain di ajang sebesar Kualifikasi Piala Dunia adalah kesempatan emas untuk membuktikan diri. Jika mampu tampil solid bersama Garuda, itu bisa menjadi titik balik yang membuat posisinya lebih kokoh, baik di level timnas maupun di klub.
Dengan pengalaman berlatih dan bermain di Inggris, Nathan membawa perspektif dan kualitas permainan yang berbeda.
Ini akan sangat berharga bagi skuad Garuda yang tengah membangun pondasi menuju level internasional yang lebih tinggi.
Kontributor: Aditia Rizki