Simon Tahamata: Saya Prihatin Pembinaan Pemain Junior Kurang Optimal

Arif Budi Suara.Com
Kamis, 22 Mei 2025 | 18:51 WIB
Simon Tahamata: Saya Prihatin Pembinaan Pemain Junior Kurang Optimal
Simon Tahamata berikan dukungan untuk program naturalisasi timnas Indonesia. (Instagram/@simon_tahamata_)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Simon Tahamata pernah menyampaikan bahwa pembinaan pemain junior di indonesia kurang optimal.

PSSI baru-baru ini mengumumkan bahwa Simon Tahamata ditunjuk sebagai Kepala Pemandu Bakat atau Head of Scouting.

Posisi tersebut akan vital karena berperan dalam memetakan dan merekrut talenta potensial dari berbagai penjuru dunia, termasuk diaspora Indonesia di Eropa.

Meski begitu, kehadiran mantan pemain timnas Belanda itu disinyalir bisa menemukan bakat-bakat hebat dari Tanah Air.

Pasalnya ia pernah menyampaikan prihatin terhadap pembinaan pemain muda di Indonesia kurang optimal.

Kata Pertama Simon Tahamata Usai Resmi Jadi Kepala Pemandu Bakat [Instagram PSSI]
Kata Pertama Simon Tahamata Usai Resmi Jadi Kepala Pemandu Bakat [Instagram PSSI]

"Beta prihatin karena pembinaan kepada pemain junior kurang optimal," ucap Simon Tahamata dikutip dari Antara Maluku pada 2010 silam.

Simon Tahamata menyebut bahwa pembinaan yang kurang optimal membuat Perstuan Sepak Bola Ambon (PSA) sempat tidak aktif.

"Akibatnya PSA Ambon tidak bisa mengikuti kompetisi Liga Indonesia. Saya dengar PSA padahal cukup disegani dalam kiprah sepak bola nasional dan bila saat ini tidak aktif lagi itu disayangkan," sambungnya lagi.

Hadirnya Simon Tahamata juga tidak serta merta akan fokus ke naturalisasi pemain keturunan.

Baca Juga: Resmi! Simon Tahamata Kepala Pemandu Bakat Timnas Indonesia

Sebab, ia pernah menyampakan bahwa naturalisasi harus dilakukan secara cermat.

“Perhitungan PSSI harus matang dan cermat dalam melakukan naturalisasi pemain. Jika tidak maka program ini (naturalisasi) tidak akan berhasil mendongkrak prestasi Indonesia di pentas sepakbola internasional," bebernya.

Lebih lanjut, Simon Tahamata menekankan bahwa banyak pemain keturunan Maluku yang memiliki keinginan membela Timnas Indonesia.

Namun, keputusan akhir tetap berada di tangan PSSI untuk memastikan bahwa pemain yang dipilih benar-benar mampu berkontribusi secara signifikan.

Naturalisasi dalam pandangannya, bukan sekadar formalitas, tetapi harus menjadi bagian dari strategi jangka panjang demi kemajuan sepak bola Indonesia.

Meski banyak talenta potensial dari Maluku yang bermain di luar negeri, faktor sejarah dan hubungan politik antara Indonesia, Belanda, dan Maluku kerap menjadi pertimbangan bagi sejumlah pemain dalam mengambil keputusan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI