Meski sempat digadang-gadang sebagai salah satu kandidat kuat juara, performa Macan Kemayoran justru inkonsisten sepanjang musim.
Persija mengakhiri musim Liga 1 2024/2025 di posisi ketujuh klasemen akhir. Catatan ini jelas di bawah ekspektasi manajemen maupun suporter.
Di bawah asuhan Carlos Pena, Persija sempat menunjukkan permainan atraktif di awal musim, namun berbagai kendala seperti cedera pemain inti dan kurang tajamnya lini depan membuat tim kesulitan menjaga konsistensi.
Situasi ini mendorong evaluasi besar-besaran di internal tim, termasuk di level manajerial.
Kembalinya Ardhi Tjahjoko dipandang sebagai langkah strategis untuk mengembalikan marwah Persija sebagai tim papan atas Liga 1.
Target Persija Meleset
Seperti diketahui, Persija harus puas mengakhiri Liga 1 2024/2025 di posisi tujuh klasemen akhir, posisi yang tidak diinginkan Macan Kemayoran.
secara keseluruhan Persija mengemas 51 poin dari 14 kali kemenangan, sembilan seri, dan 11 hasil imbang.
Pada awalnya, manajemen Persija menargetkan Persija finis di posisi keempat klasemen akhir, tetapi gagal.
Baca Juga: Dony Tri Pamungkas Ungkap Target Usai Kontraknya Diperpanjang Persija
Di tengah Jalan, Persija juga melepas Pelatih Carlos Pena yang kabarnya segera merapat ke Persita Tangerang.
Pengganti sementara Pena saat itu adalah asisten pelatih yaitu Ricky Nelson, yang dipercaya memimpin tim hingga akhir musim.
Namun, hasil yang didapat tak mampu mengangkat posisi Persija sesuai harapan.
Ketidakkonsistenan permainan, cedera pemain kunci, dan minimnya kreativitas lini tengah menjadi beberapa faktor yang disebut-sebut sebagai penyebab utama gagalnya Persija memenuhi target musim lalu.
Dengan hadirnya Mauricio Souza, diharapkan problem-problem tersebut bisa segera ditangani.
Mauricio dikenal sebagai pelatih dengan pendekatan taktik yang fleksibel dan berani memberikan kepercayaan kepada pemain muda.