3 Dampak Negatif bagi Indonesia jika China Berhasil Rekrut Shin Tae-yong

Irwan Febri Suara.Com
Minggu, 15 Juni 2025 | 12:05 WIB
3 Dampak Negatif bagi Indonesia jika China Berhasil Rekrut Shin Tae-yong
Mantan pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong (instagram @republikindonesia)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Usai memecat Branko Ivankovic dari kursi pelatih tim nasional, Federasi China (CFA) dikabarkan mengincar Shin Tae-yong.

Mantan pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong saat ini tengah dikabarkan menjadi target utama Federasi China.

Shin Tae-yong dikaitkan melatih Timnas China menyusul pemcatan Branko Ivankovic secara sepihak oleh federasi.

Pemecatan itu dilakukan menyusul kegagalan China melaju ke play-off Kualifikasi Piala Dunia 2026.

CFA tak cuma memecat Ivankovic, tetapi juga tidak memberikan kompensasi terhadap pelatih asal Kroasia itu.

Gagal ke putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 karena kalah dari Timnas Indonesia jadi tamparan keras untuk publik China.

Oleh karena itu publik Negeri Tirai Bambu meminta federasi merekrut Shin Tae-yong sebagai pelatih baru timnas mereka.

Jika rencana tersebut berhasil, ada dampak negatif yang nanti dirasakan Indonesia di masa mendatang.

Lantas apa saja dampak negatif tersebut? berikut tiga dampak negatif bagi Indonesia jika STY gabung China.

Baca Juga: Pecat Branko Ivankovic, China Lirik Shin Tae-yong Jadi Pengganti

1. Timnas China Bangkit

Tiga wonderkid China yang patut diwaspadai timnas Indonesia. (Dok. CFA)
Tiga wonderkid China yang patut diwaspadai timnas Indonesia. (Dok. CFA)

Kualitas Shin Tae-yong sudah teruji saat menukangi Timnas Indonesia, mengangkat peringkat FIFA dari keterpurukan ke posisi lebih baik.

Berbekal pengalaman itu, Shin Tae-yong tentu tidak akan bingung dalam membangun kembali Timnas China.

Shin Tae-yong merupakan pelatih yang fokus dengan visi utama, tak muluk-muluk mematok target tinggi.

Hal itu bisa sangat diterapkan bersama Timnas China untuk kedepannya yang ingin fokus pada pengembangan pemain muda.

2. Saingi Kemajuan Timnas Indonesia

China Kebakaran Jenggot Jelang Lawan Timnas Indonesia, Ada Apa? [Instagram @chinafootballassociation]
China Kebakaran Jenggot Jelang Lawan Timnas Indonesia, Ada Apa? [Instagram @chinafootballassociation]

China tentu memiliki fasilitas pengembangan pemain muda dan sistem kompetisi yang dirasa lebih baik dari Indonesia.

Hal itu semakin memudahkan kerja Shin Tae-yong, apalagi status Liga China juga tak bisa dipandang sebelah mata.

Federasi China akan belajar dari kegagalan di tahun ini, mereka tentu bisa lebih memercayakan kepada Shin Tae-yong.

Bukan tak mungkin dalam beberapa tahun ke depan, Timnas China menjadi saingan berat bagi Indonesia.

3. Calon Tim Kuat

Timnas China. (Instagram/chinafootballassociation)
Timnas China. (Instagram/chinafootballassociation)

Harapan menjadi tim kuat bukan jadi angan belaka, Timnas China bisa bisa mewujudkan hal itu bersama Shin Tae-yong.

Ini sekaligus menjadi alarm bahaya bagi Timnas Indonesia, tak hanya Jepang atau tim-tim Timur Tengah yang menyulitkan,

Kebangkitan Timnas China bersama Shin Tae-yong merupakan tanda bahaya yang paling nyata di masa mendatang.

Itulah kerugian bagi Indonesia jika Shin Tae-yong resmi menerima tawaran sebagai pelatih Timnas China.

Meskipun kini statusnya sudah bukan lagi pelatih Timnas Indonesia, warisan kerja keras dan fondasi yang ia tinggalkan masih sangat terasa dalam perkembangan sepak bola nasional.

Jika STY benar-benar menukangi Timnas China, bukan tak mungkin ia akan membentuk kekuatan baru yang bisa menjadi rival langsung Indonesia di level Asia.

Dengan fasilitas yang lebih lengkap dan dukungan federasi yang kuat, peluangnya membawa China bangkit terbuka lebar.

Situasi ini bisa menjadi ancaman serius bagi Indonesia, karena pelatih yang pernah membangun fondasi Garuda justru berbalik menjadi lawan yang tangguh di masa mendatang.

Kini, tantangan bagi Indonesia adalah memastikan bahwa warisan dari era Shin Tae-yong tidak berhenti begitu saja di tangan Patrick Kluivert.

Regenerasi pemain, gaya bermain modern, dan mentalitas juara harus terus dijaga, meskipun pelatihnya sudah berganti. Sebab dalam sepak bola, pelatih bisa berganti, tapi arah pembangunan tak boleh berhenti.

Kontributor: Eko

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI