Prestasi Kontras Gerald Vanenburg saat Bermain dan Melatih, Bisa Apa di Timnas Indonesia U-23?

Arief Apriadi Suara.Com
Sabtu, 21 Juni 2025 | 14:35 WIB
Prestasi Kontras Gerald Vanenburg saat Bermain dan Melatih, Bisa Apa di Timnas Indonesia U-23?
Prestasi Kontras Gerald Vanenburg saat Bermain dan Melatih, Bisa Apa di Timnas Indonesia U-23? [Dok. IG geraldvanenburgofficial]

Suara.com - Gerald Vanenburg tengah menjadi pusat perhatian publik sepak bola Tanah Air usai resmi ditunjuk sebagai pelatih kepala Timnas Indonesia U-23 untuk menghadapi Piala AFF U-23 2025.

Turnamen ini digelar di Jakarta dan Bekasi mulai 15 Juli, dan menjadi momen krusial karena PSSI menargetkan gelar juara di kandang sendiri.

Vanenburg memimpin pemusatan latihan (TC) mulai 20 Juni hingga 14 Juli 2025, dengan memanggil 30 pemain.

Nama-nama seperti Arkhan Fikri, Dony Tri Pamungkas, Roby Darwis, Victor Dethan, hingga striker muda Jens Raven hadir memperkuat skuad Garuda Muda.

Kombinasi antara wajah lama dan darah baru menjadi taruhan besar Vanenburg dalam membawa Indonesia mengulang kejayaan seperti edisi 2019.

Gerald Vanenburg. (instagram.com/@geraldvanenburgofficial)
Gerald Vanenburg. (instagram.com/@geraldvanenburgofficial)

Namun di balik antusiasme tinggi, publik juga menyoroti rekam jejak Vanenburg yang menunjukkan kontras mencolok antara prestasi sebagai pemain dan kariernya sebagai pelatih.

Sebagai pesepak bola, ia adalah legenda Belanda yang mengoleksi lebih dari 100 gol untuk dua klub raksasa Eredivisie: Ajax Amsterdam dan PSV Eindhoven.

Bersama PSV, ia memenangkan berbagai gelar termasuk Eredivisie dan Liga Champions 1987/1988. Bahkan, ia juga tercatat sebagai bagian dari generasi emas Belanda yang menjuarai Euro 1988.

Namun, ketika berbicara soal dunia kepelatihan, kiprah Vanenburg belum mendekati prestasi emasnya semasa bermain.

Baca Juga: Kombinasi Pemain 'Tarkam' hingga Naturalisasi, Lini Depan Timnas Indonesia U-23 Bikin Ngeri

Sejak mulai melatih pada awal 2000-an, ia sempat menukangi klub-klub seperti FC Eindhoven, Willem II, hingga akademi PSV dan 1860 Munich.

Sayangnya, belum satu pun gelar bergengsi yang berhasil ia persembahkan sejauh ini.

Kini, bersama Timnas Indonesia U-23, Vanenburg mendapat kesempatan untuk membuktikan kapasitasnya sebagai pelatih.

Piala AFF U-23 2025 menjadi tantangan nyata pertamanya bersama tim nasional.

Dukungan sebagai tuan rumah tentu bisa menjadi modal besar, namun ekspektasi tinggi dari masyarakat juga akan jadi tekanan besar.

“Saya dan staf pelatih sangat menantikan turnamen ini, dan saya senang dengan para pemain yang saya pilih. Kami akan melakukan segala yang kami bisa untuk tampil sebaik mungkin demi Indonesia,” kata Vanenburg, dikutip dari laman resmi PSSI.

Salah satu sorotan utama dalam pemanggilan skuad adalah kehadiran enam pemain warisan Shin Tae-yong yang kembali dipercaya masuk skuad, yaitu Daffa Fasya, Muhammad Ferarri, Dony Tri Pamungkas, Arkhan Fikri, Rayhan Hannan, dan Hokky Caraka.

Pemusatan Latihan Timnas Indonesia U-23. (pssi.org)
Pemusatan Latihan Timnas Indonesia U-23. (pssi.org)

Mereka semua adalah bagian dari sejarah Timnas U-23 yang berhasil mencapai semifinal Piala Asia U-23 2024 di Qatar.

Arkhan dan Ferarri menjadi dua figur kunci dengan menit bermain terbanyak dalam era Shin Tae-yong. Kini, keduanya diyakini akan menjadi pemimpin dalam proyek Vanenburg.

Dony dan Rayhan, yang sebelumnya lebih sering jadi pelapis, kini punya peluang besar bersaing merebut tempat utama. Di lini depan, Hokky Caraka akan kembali bersaing, kali ini bersama Jens Raven yang memperkuat klub Belanda, FC Dordrecht.

Sementara di bawah mistar, Daffa Fasya yang sempat menjadi pelapis, kembali dipercaya. Namun, posisi kiper utama kemungkinan masih dipegang Cahya Supriadi yang punya lebih banyak pengalaman internasional.

Menariknya, Vanenburg juga memberikan ruang regenerasi dengan tidak menyertakan Marselino Ferdinan yang sudah menjadi langganan tim senior.

Sebagai gantinya, muncul nama-nama muda seperti Rahmat Syawal, bek berusia 19 tahun, yang menjadi pemain termuda dalam skuad kali ini.

Pemusatan latihan berlangsung di Jakarta dengan tujuan mempersiapkan tim menghadapi laga Grup A yang diisi oleh Malaysia, Filipina, dan Brunei Darussalam.

Tantangan grup ini bukan hal sepele, terutama karena Malaysia dikenal sebagai rival utama di kawasan ASEAN.

Dengan kekuatan 30 pemain, termasuk beberapa dari luar negeri, seperti Jens Raven, publik menantikan racikan taktik dan pendekatan psikologis Vanenburg dalam membangkitkan mental juara Garuda Muda.

Secara historis, Timnas Indonesia baru sekali juara di ajang ini—pada 2019—dan nyaris mengulang prestasi itu pada edisi 2023 sebelum kalah adu penalti dari Vietnam di final.

Kini, semua mata tertuju pada Vanenburg. Apakah ia mampu membawa Timnas Indonesia U-23 mencatat sejarah baru? Atau justru membuktikan bahwa kejayaan sebagai pemain tak selalu menjamin kesuksesan di pinggir lapangan?

Satu hal yang pasti, ajang ini bisa menjadi titik balik karier kepelatihan Vanenburg sekaligus babak baru bagi regenerasi sepak bola Indonesia.

Kontributor : Imadudin Robani Adam

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI